Uncategorized

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa): Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya

Kehamilan seharusnya menjadi momen yang membahagiakan bagi setiap calon ibu. Namun, dalam beberapa kasus, kehamilan tidak berkembang sebagaimana mestinya. Salah satu kondisi yang jarang namun serius adalah hamil anggur atau dalam istilah medis disebut mola hidatidosa. Kondisi ini perlu dikenali sejak dini agar bisa segera ditangani dengan tepat dan mencegah komplikasi yang berbahaya.

Apa Itu Hamil Anggur?

Hamil anggur adalah kelainan kehamilan yang terjadi akibat gagalnya proses pembuahan sel telur oleh sperma secara normal, sehingga janin tidak terbentuk sempurna. Sebagai gantinya, jaringan abnormal berupa gelembung-gelembung kecil berisi cairan tumbuh di dalam rahim dan menyerupai buah anggur itulah sebabnya disebut “hamil anggur”.

Kondisi ini termasuk dalam kelompok penyakit trofoblastik gestasional dan bukan kehamilan normal, meski awalnya sering terlihat seperti kehamilan biasa.

Jenis-Jenis Hamil Anggur

Secara umum, hamil anggur dibagi menjadi dua jenis:

  1. Hamil anggur lengkap (complete mole)
    Pada jenis ini, tidak ada janin atau jaringan plasenta yang berkembang sama sekali. Seluruh isi rahim dipenuhi oleh jaringan abnormal. 
  2. Hamil anggur parsial (partial mole)
    Terjadi ketika ada sebagian jaringan janin yang terbentuk, namun tidak dapat berkembang normal karena kelainan genetik. Biasanya terjadi akibat pembuahan oleh dua sperma sekaligus pada satu sel telur.

Penyebab Hamil Anggur

Hamil anggur terjadi karena gangguan genetik saat proses pembuahan, di mana kromosom dari ayah atau ibu tidak seimbang. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini antara lain:

  • Usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
  • Riwayat hamil anggur sebelumnya.
  • Kekurangan asam folat atau karoten (vitamin A).
  • Gangguan pada sel telur yang menyebabkan pembelahan tidak normal.

Gejala-Gejala Hamil Anggur

Pada awalnya, gejala hamil anggur bisa mirip dengan kehamilan biasa, seperti mual, muntah, atau terlambat haid. Namun seiring waktu, akan muncul tanda-tanda yang berbeda dan perlu diwaspadai, antara lain:

  • Perdarahan dari vagina, biasanya berwarna coklat tua atau merah terang.
  • Perut membesar terlalu cepat tidak sesuai usia kehamilan.
  • Mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum).
  • Tidak terasa gerakan janin meskipun usia kehamilan sudah cukup.
  • Keluar jaringan mirip gelembung dari vagina.
  • Tekanan darah tinggi, disertai pembengkakan kaki atau tangan.
  • Kadar hormon hCG sangat tinggi pada pemeriksaan darah.

Jika muncul gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter kandungan untuk dilakukan USG dan pemeriksaan laboratorium.

Penanganan Hamil Anggur

Hamil anggur tidak bisa dipertahankan. Tujuan utama penanganan adalah mengangkat seluruh jaringan abnormal dari rahim agar tidak berkembang menjadi komplikasi serius seperti keganasan trofoblastik.
Langkah penanganannya meliputi:

  1. Kuretase untuk membersihkan rahim dari jaringan mola. 
  2. Pemantauan kadar hormon hCG secara rutin hingga benar-benar normal. 
  3. Menghindari kehamilan sementara waktu, biasanya selama 6–12 bulan setelah kadar hCG stabil. 
  4. Jika ditemukan sel abnormal yang tetap tumbuh, dokter bisa memberikan terapi tambahan seperti kemoterapi ringan.

Bisakah Hamil Lagi Setelah Hamil Anggur?

Ya, kemungkinan hamil kembali tetap ada dan biasanya bisa normal. Namun, sangat penting untuk menunggu hingga dokter menyatakan aman untuk mencoba lagi. Saat hamil kembali, disarankan melakukan pemeriksaan USG awal untuk memastikan kehamilan berkembang dengan normal.

Cara Mencegah Hamil Anggur

Meskipun tidak selalu bisa dicegah, beberapa langkah ini dapat membantu menurunkan risikonya:

  • Konsumsi makanan bergizi dan tinggi asam folat serta vitamin A. 
  • Lakukan pemeriksaan kehamilan rutin sejak awal. 
  • Segera konsultasi ke dokter bila pernah mengalami hamil anggur sebelumnya. 
  • Jaga kesehatan reproduksi dan hindari kehamilan di usia terlalu muda atau terlalu tua.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala seperti:

  • Perdarahan selama kehamilan. 
  • Mual dan muntah berlebihan. 
  • Tidak terasa gerakan janin. 
  • Perut membesar tidak wajar. 

Pemeriksaan dini sangat penting agar kondisi ini bisa ditangani dengan cepat dan tidak menimbulkan komplikasi.

Hamil anggur memang terdengar menakutkan, tetapi dengan deteksi dini dan perawatan tepat, ibu tetap bisa pulih dan memiliki peluang besar untuk hamil normal di masa depan.

Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan USG dan konsultasi rutin ke dokter kandungan agar kesehatan kehamilan selalu terpantau.

Jika Bunda mengalami gejala mencurigakan atau ingin melakukan pemeriksaan kehamilan, segera kunjungi KMNC (Kosambi Maternal & Children) terdekat. Di KMNC, Bunda bisa melakukan pemeriksaan USG, konsultasi dengan dokter kandungan berpengalaman, hingga mendapatkan layanan perawatan kehamilan lengkap dengan suasana nyaman dan aman.

📞 Buat janji konsultasi melalui WhatsApp: 0811-1028-232
🌐 Kunjungi situs resmi kami: kmnc.co.id untuk informasi layanan dan promo menarik.

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2022). Pedoman Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 
  2. Mayo Clinic. (2023). Molar Pregnancy (Hydatidiform Mole): Symptoms and Causes. 
  3. World Health Organization (WHO). (2022). Gestational Trophoblastic Disease: Diagnosis and Management. 
  4. National Health Service (NHS UK). (2023). Molar Pregnancy Overview.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound