Kenali Bahaya Preeklampsia
Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang perlu diwaspadai karena bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine setelah usia kehamilan 20 minggu.
Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, preeklampsia sering dikaitkan dengan gangguan pada pembuluh darah plasenta yang menyebabkan aliran darah ke janin terganggu. Bila tidak ditangani dengan cepat, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia, yaitu kondisi serius yang dapat memicu kejang bahkan membahayakan nyawa.
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Preeklampsia?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko preeklampsia antara lain:
- Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.
- Tekanan darah tinggi kronis (hipertensi) sebelum hamil.
- Kehamilan pertama atau kehamilan ganda (kembar).
- Usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
- Kelebihan berat badan (obesitas).
- Riwayat diabetes atau penyakit ginjal.
- Riwayat keluarga dengan preeklampsia (misalnya ibu atau saudara kandung).
Mengetahui faktor risiko sejak awal sangat penting agar ibu hamil bisa mendapatkan pemantauan yang lebih intensif dari tenaga medis.
Cara Mencegah Preeklampsia Secara Efektif
1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
Pemeriksaan kehamilan secara rutin membantu tenaga medis memantau tekanan darah, kadar protein dalam urine, serta pertumbuhan janin.
Deteksi dini tanda-tanda preeklampsia akan membuat penanganan lebih cepat dan aman.
👉 Disarankan kontrol minimal sekali sebulan selama trimester pertama dan kedua, serta dua minggu sekali di trimester ketiga.
2. Konsumsi Makanan Seimbang dan Bergizi
Nutrisi berperan besar dalam menjaga tekanan darah dan fungsi pembuluh darah. Pilih makanan kaya:
- Kalsium dan magnesium (dari susu, ikan teri, sayuran hijau).
- Antioksidan dan vitamin C (dari buah-buahan segar).
- Protein sehat (dari ikan, telur, tahu, tempe).
Batasi konsumsi garam, makanan tinggi lemak, dan makanan olahan untuk mencegah tekanan darah meningkat.
3. Cukupi Kebutuhan Cairan dan Istirahat
Dehidrasi bisa memperburuk tekanan darah. Pastikan ibu hamil minum air putih minimal 8 gelas per hari, serta tidur 7–8 jam setiap malam agar tubuh tetap bugar dan tekanan darah stabil.
4. Jaga Berat Badan Ideal
Kenaikan berat badan berlebih selama hamil bisa meningkatkan risiko preeklampsia. Konsultasikan dengan dokter atau bidan mengenai kenaikan berat badan ideal sesuai usia kehamilan.
5. Kelola Stres dan Emosi
Stres dapat mempengaruhi tekanan darah. Cobalah teknik relaksasi ringan, seperti:
- Meditasi dan pernapasan dalam,
- Yoga khusus ibu hamil,
- Jalan santai di pagi hari, atau
- Mendengarkan musik yang menenangkan.
6. Konsumsi Suplemen Sesuai Anjuran Dokter
Beberapa ibu hamil mungkin disarankan untuk mengonsumsi suplemen kalsium, zat besi, atau aspirin dosis rendah, tergantung kondisi medisnya. Namun, penggunaan obat atau suplemen harus sesuai resep dokter, karena tidak semua aman untuk kehamilan.
7. Pantau Tekanan Darah di Rumah
Bila memiliki riwayat hipertensi, ibu hamil disarankan untuk memantau tekanan darah secara mandiri di rumah menggunakan tensimeter digital. Catat hasilnya dan laporkan ke dokter saat kontrol rutin.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Segera periksakan diri ke tenaga medis bila ibu hamil mengalami gejala berikut:
- Pembengkakan tiba-tiba pada wajah, tangan, atau kaki,
- Sakit kepala hebat yang tidak hilang,
Pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya, - Nyeri di perut bagian atas,
- Penurunan jumlah urine, atau
- Kenaikan berat badan drastis dalam waktu singkat.
Gejala tersebut bisa menjadi tanda awal preeklampsia yang memerlukan penanganan segera.
Penanganan Preeklampsia
Jika terdeteksi preeklampsia, dokter akan melakukan penanganan sesuai tingkat keparahan, mulai dari:
- Pemantauan ketat tekanan darah dan kondisi janin,
- Obat antihipertensi atau magnesium sulfat, hingga
- Persalinan lebih awal jika kondisi membahayakan ibu dan bayi.
Tujuannya adalah mencegah komplikasi serius dan menjaga keselamatan ibu serta janin.
Mencegah preeklampsia bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi juga dukungan keluarga dan tenaga medis. Dengan pemeriksaan rutin, pola hidup sehat, dan manajemen stres yang baik, risiko preeklampsia dapat ditekan secara signifikan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi di Kosambi Maternal and Children Clinic (KMNC). Di KMNC, ibu hamil akan mendapatkan pemeriksaan kehamilan lengkap, pemantauan tekanan darah, dan edukasi gizi dari tenaga medis profesional agar kehamilan tetap sehat dan aman hingga persalinan.
📍 Kunjungi KMNC terdekat atau buat janji konsultasi melalui WhatsApp 0811-1028-232.
Kunjungi juga situs resmi kami di kmnc.co.id untuk informasi layanan dan promo menarik.
Referensi :
World Health Organization (WHO) – “Pre-eclampsia” Fact Sheet: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pre-eclampsia World Health Organization
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) – “Preeclampsia and High Blood Pressure During Pregnancy” FAQs: https://www.acog.org/womens-health/faqs/preeclampsia-and-high-blood-pressure-during-pregnancy ACOG
Mayo Clinic – “Preeclampsia: Symptoms & causes”: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745
