Apa itu Tongue-Tie?
Tongue-tie, atau dalam istilah medis dikenal dengan ankyloglossia, adalah kondisi bawaan sejak lahir di mana terdapat keterbatasan gerakan lidah akibat frenulum lingual (jaringan tipis yang menghubungkan bagian bawah lidah ke dasar mulut) yang terlalu pendek, tebal, atau kaku.
Akibatnya, lidah tidak bisa bergerak bebas, misalnya untuk menjulur ke luar, mengangkat ke atas, atau bergerak ke samping. Kondisi ini bisa menimbulkan kesulitan menyusu pada bayi, hambatan berbicara pada anak, hingga mempengaruhi kebersihan mulut dan rasa percaya diri pada orang dewasa.
Tongue-tie sering terdeteksi sejak bayi, terutama ketika ibu menyadari adanya kesulitan saat menyusui. Namun, ada juga kasus yang baru dikenali ketika anak mulai belajar berbicara atau bahkan saat sudah dewasa.
Penyebab Tongue-Tie
Tongue-tie merupakan kelainan bawaan lahir. Normalnya, saat janin berkembang, frenulum lidah akan menipis atau menyusut sehingga lidah bisa bergerak dengan leluasa. Pada kasus tongue-tie, proses ini tidak berjalan sempurna.
Hingga kini, penyebab pastinya belum diketahui. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
- Kelainan perkembangan janin
Tongue-tie terjadi karena jaringan frenulum tidak berkembang atau tidak terlepas secara sempurna saat bayi masih dalam kandungan. - Faktor genetik atau keturunan
Tongue-tie sering ditemukan pada beberapa anggota keluarga. Artinya, faktor keturunan diduga kuat mempengaruhi. - Jenis kelamin
Tongue-tie lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan, meskipun alasan biologis di balik hal ini masih belum jelas.
Gejala Tongue-Tie
Gejala tongue-tie pada bayi umumnya terlihat saat proses menyusu. Bayi sering mengalami kesulitan menempel dengan baik pada payudara, sehingga menyusu lebih lama, mudah lelah, atau bahkan rewel karena tidak mendapatkan cukup ASI. Kadang terdengar bunyi “klik” saat menyusu, dan hal ini juga bisa membuat puting ibu terasa nyeri atau lecet. Dari segi fisik, lidah bayi tampak sulit digerakkan tidak bisa menjulur jauh, sulit terangkat, atau ujung lidah terlihat berbentuk hati (heart-shaped) saat dijulurkan. Jika kondisi ini tidak ditangani, dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan, kemampuan bicara, hingga kesehatan gigi dan mulut anak.
🍼Pada Bayi
- Sulit menempel dengan baik pada puting saat menyusu.
- Menyusu lebih lama atau lebih sering karena tidak efektif mengisap.
- Berat badan sulit naik karena asupan ASI tidak optimal.
- Ibu merasakan nyeri pada puting akibat posisi menyusui yang tidak benar.
🍼Pada Anak
- Sulit menggerakkan lidah ke atas, ke samping, atau menjulur keluar.
- Kesulitan melakukan aktivitas sederhana seperti menjilat es krim, menjilat bibir, atau memainkan alat musik tiup.
- Masalah dalam berbicara, terutama saat mengucapkan huruf-huruf tertentu seperti t, d, l, r, n, s.
- Bisa mengalami frustasi atau minder jika sulit mengucapkan kata-kata dengan jelas.
Dampak Tongue-Tie Jika Tidak Ditangani
Tongue-tie tidak selalu menimbulkan masalah serius. Namun, jika kondisinya cukup berat, dampaknya bisa berpengaruh pada tumbuh kembang dan kualitas hidup, antara lain:
- Bayi gagal tumbuh akibat kesulitan menyusu.
- Masalah bicara pada anak, terutama dalam pembentukan huruf tertentu.
- Gangguan fungsi mulut, misalnya kesulitan menelan atau menjaga kebersihan gigi.
- Dampak psikologis dan sosial, seperti minder, kesulitan berinteraksi, atau rasa malu karena artikulasi bicara kurang jelas.
Cara Mengatasi Tongue-Tie
Penanganan tongue-tie tidak selalu sama pada setiap anak atau orang dewasa. Dokter akan menilai tingkat keparahan dan dampak yang ditimbulkan sebelum memberikan tindakan.
1. Observasi (Pemantauan)
Jika gejala ringan dan tidak menimbulkan masalah besar, dokter mungkin hanya menyarankan pemantauan. Pada beberapa anak, frenulum bisa meregang seiring bertambahnya usia.
2. Terapi Laktasi atau Terapi Wicara
- Konselor laktasi dapat membantu ibu dan bayi menemukan posisi menyusui yang lebih nyaman.
- Terapis wicara dapat melatih anak yang mengalami kesulitan berbicara akibat tongue-tie.
3. Frenotomi (Frenulotomi)
- Prosedur sederhana untuk memotong frenulum yang terlalu pendek.
- Dilakukan dengan cepat, minim rasa sakit, dan penyembuhan relatif singkat.
4. Frenuloplasti
- Prosedur bedah yang lebih kompleks jika frenulum sangat tebal atau pendek.
- Dilakukan dengan anestesi (bius) dan membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
Bisakah Tongue-Tie Dicegah?
Tongue-tie adalah kondisi bawaan lahir sehingga tidak bisa dicegah. Namun, yang bisa dilakukan adalah deteksi dini. Jika bayi kesulitan menyusu, atau anak menunjukkan tanda-tanda gangguan bicara, segera konsultasikan konsultan laktasi di KMNC (Kosambi Maternal and Children) pilihan Ibu yang tersebar di JABODETABEK
Tongue-tie adalah kondisi bawaan yang membatasi pergerakan lidah akibat frenulum yang terlalu pendek, kaku, atau tebal. Meski tidak selalu menimbulkan masalah, tongue-tie yang parah bisa berdampak pada menyusui, bicara, fungsi mulut, hingga kepercayaan diri.
Dengan deteksi dan penanganan yang tepat, anak dengan tongue-tie bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Apakah melihat tanda-tanda tongue-tie pada buah hati Ibu?
Jangan ragu untuk melakukan konsultasi medis sejak dini. Penanganan yang cepat dapat membantu mencegah masalah jangka panjang pada tumbuh kembang maupun komunikasi anak.Hubungi konsultan laktasi terpercaya di KMNC via WhatsApp https://wa.me/08111028232 atau kunjungi website-nya di https://kmnc.co.id/ untuk tahu layanan lainnya 🖐️
Referensi:
1.https://www.idai.or.id.
2.https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie
3. https://www.nhs.uk/conditions/tongue-tie.
