Apa Itu ADHD?
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai oleh kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Menurut WHO (2019), ADHD memengaruhi sekitar 5–8% anak-anak, dan mayoritas penderitanya adalah anak laki-laki. Gejala ini bisa bertahan hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik.
Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa ADHD bukanlah akibat dari pola asuh yang salah. Namun, peran orang tua sangat penting dalam mengenali ciri ADHD pada anak, memberikan dukungan, dan mencari penanganan yang sesuai agar tumbuh kembang anak tetap optimal. Anak dengan ADHD yang tidak terdiagnosis dengan benar berisiko dicap sebagai “nakal” atau “tidak bertanggung jawab”, padahal mereka membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Jenis-Jenis ADHD pada Anak
Menurut National Institutes of Health (NIH), 2009, ADHD diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama berdasarkan gejala yang paling menonjol:
1. ADHD Tipe Predominan Kurang Perhatian (ADHD-PI)
Anak lebih dominan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, misalnya:
-
Melamun, mudah teralihkan
-
Lupa membawa perlengkapan sekolah
-
Tidak menyelesaikan tugas
-
Sulit mengikuti instruksi
Sering kali, anak dengan tipe ini tidak terlalu aktif secara fisik, sehingga gejalanya bisa luput dari perhatian.
2. ADHD Tipe Predominan Hiperaktivitas-Impulsivitas (ADHD-PH)
Anak menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif, seperti:
-
Tidak bisa duduk diam
-
Sering berbicara tanpa henti
-
Bertindak secara tiba-tiba tanpa berpikir
-
Mengganggu orang lain atau menyela pembicaraan
3. ADHD Tipe Gabungan (ADHD-C)
Jenis ini merupakan gabungan dari kedua tipe sebelumnya dan paling sering ditemukan. Anak dengan ADHD-C mengalami:
-
Sulit fokus dan pelupa
-
Sangat aktif secara fisik
-
Sering bertindak impulsif tanpa berpikir panjang
Ciri ADHD pada Anak Berdasarkan Jenisnya
Ciri ADHD pada anak bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Namun secara umum, gejala tersebut terbagi menjadi tiga kelompok besar:
1. Kurang Perhatian (Inattention)
Anak sulit fokus, mudah teralihkan, dan tampak tidak mendengarkan. Contoh perilaku yang muncul:
-
Tidak memperhatikan detail tugas atau membuat kesalahan ceroboh
-
Sulit mempertahankan perhatian saat bermain atau belajar
-
Tampak tidak mendengarkan saat diajak bicara
-
Sering kehilangan barang seperti alat tulis atau buku
-
Tidak teratur dan kesulitan menyelesaikan tugas
2. Hiperaktivitas (Hyperactivity)
Anak tampak terus bergerak dan sulit diam dalam situasi yang mengharuskan ketenangan. Contohnya:
-
Sering gelisah atau mengetuk-ngetuk tangan/kaki
-
Berlari atau memanjat di situasi yang tidak sesuai
-
Tidak bisa duduk tenang saat belajar
-
Sering berbicara berlebihan atau mengganggu suasana
3. Impulsivitas (Impulsivity)
Anak bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, sulit menahan diri. Tanda-tandanya:
-
Menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan
-
Mengganggu permainan teman atau menyela pembicaraan
-
Mengambil barang tanpa izin
-
Tidak sabar menunggu giliran
-
Bertindak tanpa mempertimbangkan risiko atau konsekuensi
Mengapa ADHD Perlu Ditangani?
Mengabaikan gejala ADHD dapat menimbulkan berbagai dampak negatif jangka panjang, antara lain:
-
Masalah akademik, seperti nilai buruk atau tertinggal di sekolah
-
Masalah sosial, karena anak sulit menjalin hubungan yang sehat
-
Masalah emosional, seperti kecemasan, rasa bersalah, atau depresi
-
Konflik dalam keluarga, karena sering disalahpahami
-
Kesulitan di masa dewasa, termasuk dalam pekerjaan atau hubungan personal
Diagnosis dan Penanganan ADHD pada Anak
Diagnosis ADHD harus dilakukan oleh tenaga profesional melalui beberapa tahapan:
-
Wawancara medis dan observasi perilaku anak
-
Skala penilaian yang diisi oleh orang tua, guru, dan pihak terkait
-
Pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan penyebab lain
-
Tes neuropsikologis untuk menilai fungsi otak dan kognisi
Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan ADHD dapat meliputi:
-
Terapi perilaku, untuk membantu anak dan orang tua mengelola emosi dan perilaku
-
Konseling, untuk meningkatkan kemampuan sosial dan emosional
-
Obat-obatan, jika dibutuhkan untuk mengontrol hiperaktivitas dan impulsivitas
-
Pelatihan keterampilan, seperti cara belajar efektif atau mengelola waktu
-
Pendampingan orang tua, agar dapat memberikan dukungan yang tepat
Potensi Positif ADHD pada Anak
Meskipun ADHD membawa tantangan, banyak anak dan orang dewasa dengan ADHD yang memiliki keunggulan unik. Beberapa potensi yang bisa dikembangkan antara lain:
-
Hiperfokus saat mengerjakan hal yang disukai
-
Pemikiran kreatif dan non-linear, cocok untuk memecahkan masalah
-
Energi tinggi dan semangat besar dalam aktivitas yang menantang
-
Spontan dan cepat mengambil keputusan, cocok dalam situasi dinamis
-
Karismatik dan mudah bergaul, memiliki kemampuan sosial yang kuat
-
Multitasking, karena kemampuan berpindah fokus yang cepat
-
Rasa ingin tahu tinggi, membuka peluang eksplorasi dan inovasi
Banyak perusahaan bahkan melihat potensi ini sebagai keunggulan dan mencari pekerja dengan kemampuan khas ADHD untuk peran-peran tertentu.
Cara Orang Tua Membantu Anak dengan ADHD
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan orang tua dalam mendukung anak dengan ADHD:
-
Buat jadwal harian yang terstruktur, dengan visual seperti gambar atau grafik
-
Berikan instruksi singkat dan jelas, lalu minta anak mengulang kembali
-
Dukung aktivitas fisik terarah untuk menyalurkan energi dan meningkatkan konsentrasi
-
Berikan pujian spesifik atas perilaku positif anak
-
Pastikan ada waktu istirahat yang cukup agar anak tidak kelelahan
Dengan pola asuh yang tepat, anak dengan ADHD dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Istilah “anak nakal” pun bisa ditepis, karena pemahaman dan empati jauh lebih membantu dibandingkan hukuman.
Kapan Harus Konsultasi?
Jika Ibu mencurigai adanya gejala ADHD pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau spesialis tumbuh kembang. Penanganan dini akan sangat membantu anak dalam meraih potensi terbaiknya.
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran layanan, hubungi Bumin di +62 811-1028-232
Konsultasi tersedia di KMNC dengan layanan lengkap untuk anak berkebutuhan khusus.
Referensi
- WHO, 2019. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Available at: (https://applications.emro.who.int/docs/EMRPUB_leaflet_2019_mnh_214_en.pdf)
- National Institute of Mental Health, 2024. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder. Available at: (https://www.nimh.nih.gov/health/topics/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd)
- Kementerian Kesehatan, 2024. Apa Itu ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Available at: (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3232/apa-itu-adhd-attention-deficit-hyperactivity-disorder)
- NHS, 2021. Overview-Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Available at: (https://www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/)
- Clevelandclinic, 2023. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Available at: (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4784-attention-deficithyperactivity-disorder-adhd)
- Solanto, M.V., et al., 2009. Social Functioning in Predominantly Inattentive and Combined Subtypes of Children with ADHD. NIH Public access: 13(1): 27–35. doi:10.1177/1087054708320403. Available at: (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3919070/pdf/nihms552515.pdf)