Kesehatan Anak

Screen Time pada Anak: Apa Dampaknya dan Kapan Diperbolehkan?

Kementerian Kesehatan mengartikan screen time sebagai durasi yang dihabiskan untuk menatap layar elektronik (seperti menonton televisi, menatap komputer dan gawai). Penggunaan perangkat elektronik dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber informasi yang dapat digunakan orang tua untuk mengajarkan banyak hal ke anak. Namun, perlu kita ingat bahwa tren screen time anak pada setiap generasi tidak sama. 

Tahun 2000-an awal, televisi menjadi salah satu media utama yang digunakan untuk hiburan dan edukasi anak. Banyak program anak ditayangkan dalam saluran televisi dan mayoritas anak-anak menghabiskan waktu untuk menonton TV baik dengan keluarga maupun bersama teman-temannya. Selain itu, rental PlayStation (PS) juga mulai populer sebagai salah satu sarana hiburan tambahan screen time pada Anak

Penggunaan perangkat elektronik yang dulu dianggap sebagai barang mewah, kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, terutama perangkat mobile yang didukung internet. Kemudahan dari perangkat ini dalam mengakses berbagai informasi dan hiburan, telah mendorong transisi yang cepat ke semua lini lapisan masyarakat. Dengan demikian, terdapat perbedaan tren screen time anak generasi sekarang dan sebelumnya. 

Saat ini, kita dapat mengamati dengan jelas banyaknya anak-anak yang menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, laptop, maupun komputer, bahkan sejak usia dini.

Screen time dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak, namun juga dapat memiliki dampak negatif jika tidak dikendalikan dengan baik. Berikut hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak tentang screen time yang baik.

Dampak Screen Time pada Anak

Dampak positif dari teknologi memberikan kita banyak informasi secara cepat, terutama bagi pengguna perangkat mobile, sangat fleksibel dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Namun jika si Kecil banyak menghabiskan waktu terlalu lama untuk screen time, berikut beberapa dampak negatif yang mungkin akan timbul:

– Perkembangan Emosional dan Sosial 

Tayangan menarik yang disajikan pada televisi atau internet dapat merangsang pelepasan dopamin pada anak sehingga menimbulkan perasaan bahagia dan puas. Dengan demikian anak akan cenderung mengulangi aktivitas tersebut untuk terus mendapatkan kesenangan. Akibatnya jika screen time pada anak berlebihan, anak akan mengalami rentan stres dan menimbulkan gejala emosional dan perilaku yang kurang baik jika tidak dituruti.

Gejala emosional dapat dilihat dari tingkat temperamen anak dalam mengendalikan emosi yang dirasa. Dengan regulasi emosi yang buruk maka akan berdampak pada sosial anak dalam berteman dengan sebayanya. Kecenderungan menatap screen time menjadikan anak mendapatkan informasi satu arah sehingga kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi tatap muka menjadi kurang. Oleh karena itu akan berdampak pada keterampilan adaptif dalam berbicara maupun berperilaku, termasuk dalam berempati pada sesamanya.

– Perkembangan Fisik

Posisi dan postur tubuh anak yang tidak tepat saat screen time dapat menjadikan tubuh merasa cepat lelah karena aktivitas yang dilakukan cenderung statis. Waktu yang dihabiskan di depan layar sering kali menggantikan aktivitas fisik, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kekuatan otot dan daya tahan karena tubuh menjadi tidak terbiasa bergerak.

Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan ketegangan otot, yang berujung pada nyeri di area leher, punggung, dan tangan. Selain itu, screen time seringkali disertai dengan kebiasaan ngemil, yang tanpa disadari dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori dan berpotensi meningkatkan berat badan serta risiko obesitas.

Tingginya durasi screen time pada anak dapat menyebabkan sindrom pandangan komputer yang ditandai dengan mata kering, iritasi, dan penglihatan kabur. Dalam durasi lama dapat meningkatkan risiko penglihatan buruk pada anak. Di samping itu, paparan layar dapat memengaruhi produksi hormon melatonin yang berfungsi untuk mengatur tidur. Penggunaan screen time sebelum tidur dapat berdampak pada kualitas dan pola tidur anak menjadi kurang maksimal.

– Perkembangan Kognitif

Fokus seseorang sangat mudah teralihkan, oleh karena itu durasi konten dibuat sangat singkat dalam hitungan menit bahkan detik. Penayangan ini dapat kita lihat dari video TikTok, Instagram Reels, atau iklan YouTube dan TV. Kebiasaan mengonsumsi konten berdurasi pendek menyebabkan anak memiliki short attention span (fokus pendek), sehingga sulit membuat mereka berkonsentrasi atau fokus terhadap topik atau ide yang lebih mendalam.

Banyaknya konten yang menarik membuat anak ingin terus mengetahui “apa selanjutnya” sehingga informasi konten yang terlewatkan tidak diproses lebih dalam. Hal ini akan menyebabkan anak sulit memproses informasi dan malas berpikir. Tentu hal ini menjadikan anak kurang kreatif dalam memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan kritis.

Hal ini akan berdampak pada kemampuan anak dalam aktivitas yang melibatkan kemampuan kognitif. Pada kasus ekstrim dapat menghambat perkembangan anak yang berujung pada munculnya gangguan mental seperti perubahan perilaku, ADHD, ketidakmampuan untuk mematuhi aturan (conduct disorder), antisosial, dan lain-lain.

Oleh karena itu, wajib dibatasi penggunaan screen time karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang berpotensi menciptakan dampak lebih luas dan signifikan.

Kapan Diperbolehkan Screen Time pada Anak

World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak menggunakan screen time. Sementara anak mulai dari usia 2 tahun ke atas, waktu yang dianjurkan untuk menatap layar sebaiknya tidak lebih dari 1 jam per hari. Masa lima tahun pertama sangat kritis untuk tumbuh kembang anak mulai dari perkembangan motorik, kognitif, dan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengawasi screen time anak dan menghindarkan mereka dari kelebihan layar. 

Jika Ibu merasa anak mengalami kendala dalam tumbuh kembangnya, jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak di KMNC. Kami siap membantu memberikan solusi dan dukungan terbaik untuk memastikan perkembangan optimal. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

Referensi:

  1. Kemenkes, 2022. Screen Time pada Anak, Perlukah?. Available at:  https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1520/screen-time-pada-anak-perlukah
  2. Ramadan, M.P., 2024. Dampak Negatif Menatap Layar Gawai/Screen Time Berlebihan Bagi Anak Usia Dini. Available at:  https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/dampak-negatif-menatap-layar-gawaiscreen-time-berlebihan-bagi-anak-usia-dini?do=MTk2OC04ZjgzMjYzMQ==&ix=NDctNGJkMWM0YjQ=
  3. Tentang Anak, 2025. Bahaya Screen Time Meningkat saat Liburan, Ganti Aktivitas Anak dengan Ini. Available at: https://tentanganak.com/artikel/bahaya-screen-time-meningkat-saat-liburan-ganti-aktivitas-anak-dengan-ini/
  4. WHO, 2019. To grow up healthy, children need to sit less and play more. Available at: https://www.who.int/news/item/24-04-2019-to-grow-up-healthy-children-need-to-sit-less-and-play-more 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound