Kesehatan Reproduksi

15 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma yang Efektif

Kualitas sperma yang baik menentukan kesuburan dan kesehatan reproduksi laki-laki. Namun, permasalahan sperma seringkali masih dianggap masalah kecil yang kurang diperhatikan. Kesadaran dalam kesehatan reproduksi dapat dimulai melalui penerapan gaya hidup sehat. Nah bagaimana sih cara meningkatkan kualitas sperma yang efektif?

Sebelum itu, mari kita tandai bagaimana gejala sperma yang sehat dan tidak sebagai indikator cara meningkatkan kualitas sperma.

 

Sperma yang Tidak Sehat

  1. Jumlah sperma rendah, yaitu <15 juta per mililiter dapat menandakan masalah kesuburan
  2. Kurangnya kemotilan pada sperma mengindikasikan kualitas sperma tidak baik
  3. Bentuk sperma abnormal dapat mengurangi kemampuan untuk fertilisasi
  4. Pengentalan sperma yang lambat, ketidakkonsistenan pada warna, dan bau menunjukkan adanya infeksi atau masalah kesehatan lainnya
  5. Nyeri saat ejakulasi dapat menjadi tanda masalah medis

Sperma yang Sehat

Sperma yang sehat akan meningkatkan kesuburan Ayah, kesehatan sperma bergantung pada berbagai faktor, termasuk kuantitas, gerakan, struktur, dan faktor lain.

Jumlah Sperma (Kuantitas) 

Kesuburan dapat dipengaruhi oleh jumlah sperma. Peluang untuk hamil meningkat jika jumlah sperma dalam air mani yang dikeluarkan selama satu kali ejakulasi mencapai minimal 15 juta sperma per mililiter. Sebaliknya, jika jumlah sperma terlalu rendah, proses kehamilan dapat mengalami kesulitan karena jumlah sperma yang tersedia untuk membuahi sel telur dalam proses fertilisasi menjadi lebih sedikit.

Gerakan (Motilitas) 

Sperma harus bergerak melewati serviks, rahim, dan tuba falopi agar dapat mencapai dan membuahi sel telur. Proses ini dikenal dengan istilah motilitas. Setidaknya 40% dari total sperma dalam ejakulasi harus memiliki kemampuan bergerak agar peluang kehamilan meningkat. Semakin banyak sperma yang aktif dan mampu bergerak dengan baik, semakin tinggi peluangnya untuk mencapai sel telur dan berhasil dalam proses pembuahan.

Struktur (Morfologi)

Sebagian besar sperma perlu memiliki morfologi yang normal, yaitu kepala oval dan ekor panjang. Meskipun faktor morfologi tidak sekrusial kuantitas dan motilitas sperma, namun bentuk ini berfungsi untuk memfasilitasi gerakan sperma agar dapat berenang dengan optimal.

Faktor Lain

Warna dan konsistensi sperma yang sehat umumnya berwarna putih atau abu-abu dengan tekstur kental. Jika sperma memiliki konsistensi yang terlalu cair atau berwarna kekuningan, hal ini dapat menjadi indikator adanya masalah kesehatan. Selain itu, pH sperma seimbang berada di kisaran 7,2 hingga 7,8.

 

Setelah mengetahui perbedaan sperma yang sehat dan tidak, berikut adalah beberapa aspek gaya hidup sehat yang dapat berdampak positif untuk meningkatkan kualitas sperma:

 

Cara Meningkatkan Kualitas Sperma

  1. Mempertahankan indeks massa tubuh (IMT) dengan ideal, beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan IMT berkaitan dengan kuantitas dan motilitas sperma. Meskipun secara alamiah kualitas sperma akan menurun setelah usia 35 tahun, namun penting untuk tetap mempertahankan IMT yang ideal. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung IMT tubuh:
    rumus IMT
    Merujuk pada WHO, berikut batas ambang IMT yang sudah disesuaikan dengan Negara Indonesia
    Kategori IMT
  2. Mengatur pola makan dengan baik untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mendukung fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi. Penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat karena gizi berperan dalam meningkatkan kesehatan sperma. Bagi Ayah yang mengalami infertilitas disarankan konsultasi dengan ahli gizi untuk memastikan asupan makanan memenuhi persyaratan nutrisi yang penting.
  3. Konsumsi tambahan suplemen untuk meningkatkan kualitas sperma, seperti zinc, asam folat, vitamin C, vitamin E, atau lain sebagainya yang dibarengi dengan menjaga gaya hidup sehat. Sebelum mengonsumsi suplemen sebaiknya dapat berkonsultasi terlebih dahulu kepada profesional guna menyesuaikan kebutuhan pribadi.
  4. Melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar enzim antioksidan, yang membantu melawan radikal bebas dan stres oksidatif yang dapat merusak sel sperma serta DNA di dalamnya. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan olahraga yang sesuai dengan tingkat aktivitas harian.
  5. Pola tidur yang baik berperan penting dalam meningkatkan kualitas sperma dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan, sebab kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat berdampak negatif terhadap kadar hormon, termasuk testosteron, serta dapat meningkatkan stres oksidatif yang mempengaruhi kualitas sperma.
  6. Pengelolaan stres yang baik, karena stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang dibutuhkan untuk produksi sperma.
  7. Menjaga pola perilaku untuk mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS). Beberapa penyakit dapat menyebabkan kemandulan pada pria, contohnya seperti klamidia dan gonore. Gunakan kondom saat berhubungan seks dan jalin hubungan monogami untuk melindungi dari IMS.
  8. Hindari penggunaan pelumas saat berhubungan seks, jika harus menggunakan dapat mempertimbangkan pelumas ramah akan kesuburan.
  9. Mengurangi konsumsi rokok karena zat yang terkandung dalam rokok memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi sperma (seperti nikotin, zat karsinogenik, karbon monoksida dari pembakaran, dan lainnya). Jika Ayah berencana memiliki keturunan, sangat disarankan untuk mengurangi atau berhenti dari kebiasaan merokok.
  10. Batasi konsumsi alkohol karena dapat berpengaruh pada produksi testosteron, impotensi, dan penurunan produksi sperma. 
  11. Hindari paparan suhu tinggi di area skrotum atau kantung buah zakar untuk mencegah dampak negatif yang berpengaruh terhadap produksi sperma, seperti penggunaan ponsel di saku celana bagian depan dan penggunaan laptop di paha.
  12. Waspadalah terhadap racun. Paparan pestisida, timbal, dan racun lainnya dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma. Bila mengharuskan adanya interaksi, maka lakukan dengan aman. Misalnya, menggunakan pakaian pelindung, peralatan pelindung, seperti kacamata pengaman, dan hindari kontak kulit dengan bahan kimia
  13. Bagi laki-laki yang menderita penyakit kronis berpotensi memiliki efek negatif pada kesuburan, contohnya seperti diabetes mellitus, jantung, hipertensi, autoimun, obesitas, gangguan hormon, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi penderita penyakit kronis untuk memperoleh perawatan medis yang tepat dan memonitor kesehatan reproduksi secara berkala.
  14. Hindari penggunaan obat-obatan tertentu karena beberapa diantaranya dapat menyebabkan masalah kesuburan, seperti antidepresan, antibiotik, steroid anabolik, dll.
  15. Periksa kesehatan secara teratur jika memiliki masalah kesehatan dan kekhawatiran terhadap kualitas sperma, misalnya terindikasi sakit kanker dan hendak menjalani kemoterapi, dapat tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk kemungkinan pengambilan dan penyimpanan sperma sebelum perawatan.

 

Gaya hidup sehat memainkan peran yang penting dalam meningkatkan kualitas sperma sehingga dapat meningkatkan peluang untuk hamil. Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan perubahan signifikan dalam gaya hidup. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kualitas sperma, konsultasikan dengan dokter atau ahli reproduksi.

 

Jangan lupa selalu jaga kesehatan organ reproduksi kita. Konsultasikan dengan dokter spesialis di KMNC untuk pemeriksaan menyeluruh. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

 

Referensi:

  1. Mayo Clinic, 2022. Healthy sperm: Improving your fertility. Available at: (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/fertility/art-20047584#:~:text=Some%20research%20suggests%20that%20increasing,sexually%20transmitted%20infections%20(STIs).
  2. Kementrian Kesehatan, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Available at: (http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf
  3. Vanderhout, S. M., Rastegar Panah, M., Garcia-Bailo, B.,et al., 2020. Nutrition, genetic variation and male fertility. *Translational Andrology and Urology*, 10(3). Available at: (https://doi.org/https://tau.amegroups.org/article/view/46394)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound