Sebagai wanita, kita harus mengetahui cara agar rahim sehat sejak dini. Dari sebelum menikah bahkan sejak remaja penting untuk membiasakan kebiasaan baik agar kesehatan reproduksi tetap terjaga. Menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rahim merupakan kantong selaput dalam perut atau tempat janin (bayi). Kesehatan rahim yang baik tentu akan memengaruhi kemampuan untuk hamil juga berdampak pada kesehatan janin selama masa kehamilan.
Cara agar Rahim Sehat
Berikut merupakan cara agar rahim sehat yang dapat diikuti untuk mempersiapkan kesehatan rahim.
1. Menjaga Area Kewanitaan
Cara agar rahim sehat dapat dimulai dengan personal hygiene dengan mengupayakan kebersihan di area kewanitaan. Tindakannya mencakup: membasuh kemaluan dengan air bersih, penggunaan celana dalam yang mudah menyerap keringat, mandi minimal 2x sehari, serta mengganti pembalut sebanyak 4-5x sehari saat menstruasi.
Dalam praktiknya, dapat mengikuti cara-cara berikut:
- Biasakan untuk mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah menyentuh vagina
- Mengganti celana dalam minimal 2x sehari atau setiap celana dalam terasa lembab
- Keringkan vagina dengan handuk atau tisu sebelum menggunakan celana dalam
- Pembasuhan area kewanitaan dilakukan dari arah depan ke belakang untuk menghindari potensi pemindahan bakteri dari anus ke dalam vagina
- Pemilihan celana dalam dari bahan katun untuk memperlancar sirkulasi udara dan menyerap keringat supaya tidak lembab
- Produk sabun pembersih perlu diperhatikan karena normalnya tingkat keasaman pH vagina berkisar antara 3,8 – 4,5 untuk mencegah bakteri jahat berkembang biak
- Tidak memasukan benda asing ke dalam organ reproduksi, terutama jika benda tersebut tidak terkait dengan prosedur medis.
- Gunakan pantyliner seperlunya, sebab jika terlalu sering dapat menyebabkan area kewanitaan menjadi lembab dan memicu pertumbuhan bakteri dan jamur
- Saat menstruasi dianjurkan untuk menggunakan pembalut berbahan lembut dan menyesuaikan dengan kesensitifan area kewanitaan untuk menghindari risiko iritasi ataupun ruam di kulit. Penggantian pembalut dilakukan minimal 4-5x sehari. Jika menggunakan tampon, dapat dilakukan pergantian setiap 4 hingga 6 jam sekali.
2. Memahami Siklus Menstruasi
Rahim memiliki peranan yang sangat penting dalam siklus menstruasi. Tingkat hormon estrogen dan progesteron pun berubah saat menstruasi. Kadar estrogen akan meningkat untuk awal siklus menstruasi guna mempersiapkan pertumbuhan lapisan dinding rahim, sementara kadar progesteron meningkat saat ovulasi. Saat menstruasi terjadi, kadar kedua hormon ini menurun jika sel telur tidak dibuahi.
Sebelum menstruasi biasanya wanita akan mengalami gejala tidak nyaman seperti nyeri di bagian payudara, terasa kembung di perut bagian bawah, kelelahan yang berlebihan, nyeri otot terutama pada bagian punggung bagian bawah dan sekitar perut, timbulnya jerawat, gangguan emosi, misalnya gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur, sakit kepala, depresi, gangguan konsentrasi, mual dan muntah, bahkan nyeri perut yang hebat. Memahami siklus menstruasi dapat membantu mendeteksi adanya gangguan siklus atau masalah hormonal yang dapat memengaruhi kesuburan.
3. Menerapkan Pola Makan yang Sehat dan Minum Teratur
Rahim berhubungan dengan kesehatan reproduksi dan keseimbangan hormonal. Di saat menstruasi, banyak wanita merasa lemas dan tidak nyaman, diantaranya karena kehilangan banyak darah dan hal ini menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah (berkurangnya distribusi oksigen ke seluruh tubuh), sehingga menyebabkan tubuh merasa kelelahan. Oleh karena itu perlu diperhatikan asupan makanan yang bergizi untuk mengimbangi kesehatan rahim.
Cara agar rahim sehat dapat diupayakan dengan makan makanan yang meningkatkan asupan zat besi seperti mengonsumsi daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, makanan laut, buah, makan fermentasi, bumbu dan rempah. Hal ini dikarenakan rata-rata zat besi harian sesuai dengan standar angka kecukupan gizi (AKG) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (2019) untuk perempuan dewasa di atas 18 tahun membutuhkan 18 milgram zat besi, sedangkan laki-laki 9 miligram. Sementara saat menstruasi, wanita kehilangan sekitar 1 mg zat besi setiap harinya.
Pastikan untuk minum air dengan cukup agar tubuh terhidrasi dengan baik. Tubuh perlu mengonsumsi sebanyak 1-2,5 liter atau setara dengan 6-8 gelas sehari. Pada dasarnya tubuh harus dapat memenuhi kebutuhan cairan untuk membantu memaksimalkan sistem dan fungsi organ tubuh dengan baik.
4. Menjaga Kualitas Pola Tidur yang Baik
Dengan menerapkan kualitas pola tidur yang baik, maka fungsi organ tubuh akan memaksimalkan kinerjanya. Tidur yang berkualitas dapat berperan dalam regulasi hormon. Apabila kualitas tidur buruk, maka akan mengganggu keseimbangan hormon yang dapat berefek pada kesehatan reproduksi dan siklus menstruasi. Cara agar rahim sehat dapat dilakukan dengan pemenuhan jam tidur, umumnya menstruasi pertama pada wanita terjadi pada usia 11-14 tahun dan menopause saat memasuki usia 40 tahunan. Berikut durasi tidur setiap hari yang direkomendasikan oleh Kemenkes
Usia 6-12 tahun : memerlukan waktu tidur 10 jam.
Usia 12-18 tahun : memerlukan waktu tidur 8-9 jam.
Usia 18-40 tahun : memerlukan waktu tidur 7-8 jam.
5. Menjaga Pola Perilaku
Perilaku sehari-hari memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan reproduksi. Kebiasaan buruk dapat berisiko terhadap fungsi dari rahim. Cara agar rahim sehat dapat dengan menghindari hal-hal berikut ini:
- Alkohol, minum alkohol berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, salah satunya adalah hormon reproduksi dalam mengatur siklus menstruasi. Selain itu juga berisiko terhadap penyakit hati dan obesitas yang menyebabkan penurunan kesuburan dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi selama kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi alkohol berlebihan dengan risiko kanker rahim (kanker endometrium).
- Rokok, dampak daripada merokok yaitu dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga dapat memengaruhi aliran darah menuju rahim dan area reproduksi lainnya. Selain itu, rokok juga dapat berpengaruh terhadap kualitas sel telur maupun sperma, dan telah terbukti bahwa dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker rahim dan kanker serviks.
- Seks bebas, risiko terkena infeksi menular seksual (IMS) dapat mengganggu kesehatan rahim, contohnya adalah gonore yang menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
6. Melakukan Aktivitas Fisik Ringan
Dengan tubuh terus melakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang, maka dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara umum. Aktivitas ini tidak menimbulkan tubuh merasa stres yang berpengaruh pada hormon pengatur menstruasi.
Sementara pada aktivitas fisik berat justru berisiko pada gangguan menstruasi sebab dapat memengaruhi pembakaran lemak dalam tubuh. Jika kadar lemak berada di bawah 20% memiliki potensi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi dengan mempertimbangkan faktor lain, seperti usia, asupan gizi, emosi dan massa lemak tubuh.
7. Manajemen Stress
Pengelolaan stres yang baik tentu mempengaruhi pada keseimbangan hormonal. Saat merasa stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang dapat mengacaukan hormon di seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan memengaruhi ovulasi, siklus menstruasi, dan kesuburan secara umum. Jadi, Ibu perlu meningkatkan keterampilan diri dalam menangani masalah dengan baik, mulai dari antisipasi, pencegahan, pengelolaan, dan pemulihan diri dari stres.
Apabila Ibu merasa kesulitan dengan kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh stres, untuk mendapatkan panduan dan dukungan cara yang tepat agar rahim sehat, sangat dianjurkan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
8. Hindari Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia tentu dapat kita temui di sekeliling kita, baik lingkungan rumah maupun tempat kerja. Perlu Ibu perhatikan saat menggunakannya karena dapat berdampak negatif apabila saat berinteraksi tidak menggunakan cara yang aman. Misalnya penggunaan pestisida; senyawa organik volatil yang biasa digunakan untuk: cat, bahan pembersih rumah tangga, dan pelarut; paparan logam berat, seperti merkuri dan timah; dan penggunaan asbes pada atap rumah.
Sangat penting untuk menghindari paparan bahan kimia berbahaya secara langsung, baik di rumah maupun tempat kerja. Jika Ibu khawatir karena seringnya frekuensi berkontak dengan bahan kimia berbahaya, maka jangan lupa untuk menggunakan alat pelindung diri sebagai langkah preventif terpaparnya suatu penyakit, khususnya yang berkaitan langsung dengan kesehatan reproduksi untuk mempertahankan agar rahim sehat.
9. Pemeriksaan Rutin
Jika ada kondisi yang tidak wajar atau Ibu ingin menggunakan suplemen tertentu untuk mengurangi keluhan, sebaiknya perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan berkonsultasi untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, misalnya terkait:
- Jadwal menstruasi tidak teratur,
- Nyeri haid berlebihan,
- Nyeri di panggul, vulva, atau vagina,
- Gangguan saluran kemih,
- Penyakit menular seksual,
- Menopause,
dan gejala lainnya yang mungkin memiliki potensi berdampak pada kesehatan rahim. Pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah langkah penting untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.
Dengan menerapkan cara agar rahim sehat secara konsisten sebelum merencanakan kehamilan, peluang untuk memiliki rahim yang sehat dan siap akan meningkat untuk proses kehamilan yang akan datang.
Jangan lupa selalu jaga kesehatan rahim kita. Konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan di KMNC untuk pemeriksaan menyeluruh. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.
Referensi:
- KBBI Indonesia, 2024. Available at: (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rahim)
- Andriana, Muslihatun, Rahmawa, 2020. Hubungan Perilaku Personal Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Santri Putri Pondok Pesantren An-Nawawi Purworejo Tahun 2019. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Available at: (http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2314/3/BAB%20II.pdf)
- August, A.R.J., dan Katharina., 2014. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
- BKKBN: Reproductive Health (ARH)., 2015. Remaja Memerlukan Informasi Kesehatan Reproduksi. Semarang. Available at: (http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailRubrik.aspx?MyID =2126)
- Kemkes, 2024. Lengkapi Gizi dengan Zat Besi. Available at: (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240328/5345190/lengkapi-gizi-dengan-zat-besi/)
- Kemkes, 2021. Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan oleh Tubuh. Available at: (https://upk.kemkes.go.id/new/lama-waktu-tidur-yang-dibutuhkan-oleh-tubuh#:~:text=Usia%2012-18%20tahun%3A%20menjelang,7-8%20jam%20setiap%20hari)
- Putrizalda, H., Pryatna, M.Z., Amini, D.S., Atifah, Y.,, 2022. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Keteraturan Siklus Menstruasi Mahasiswi Biologi Angkatan 2020 Universitas Negeri Padang. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ISSN : 2809-8447. Available at: (https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id › download)