Vaksin Hepatitis B adalah salah satu vaksin yang sangat penting dalam program imunisasi nasional, karena mampu mencegah penyakit serius yang menyerang hati. Hepatitis B sendiri merupakan penyakit infeksi yang menular dan berpotensi mengancam jiwa. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai jenis vaksin Hepatitis B, manfaatnya, jadwal pemberiannya, kontraindikasi, hingga harga di pasaran. Pengetahuan ini sangat penting tidak hanya bagi orang tua, tetapi juga untuk siapa pun yang peduli terhadap kesehatan jangka panjang.
Mengenal Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV), yang dapat menyebabkan peradangan hati akut maupun kronis. Penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia, di mana penularannya masih sangat tinggi.
HBV ditularkan melalui darah atau cairan tubuh seperti air mani, air liur, atau cairan vagina. Penularan bisa terjadi saat berbagi jarum suntik, transfusi darah yang tidak aman, hubungan seksual tanpa pengaman, atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya.
Di dunia, sekitar 360 juta orang hidup dengan infeksi kronis Hepatitis B, dan satu juta di antaranya meninggal setiap tahun karena komplikasi seperti sirosis dan kanker hati. Di Indonesia, sekitar 23 juta orang telah terinfeksi, dengan tingkat infeksi tertinggi di antara jenis hepatitis lainnya.
Karena sifat virus yang sangat stabil di lingkungan dan mampu bertahan lebih dari tujuh hari di permukaan benda, langkah pencegahan sangat dibutuhkan—dan vaksinasi menjadi solusi utama.
Manfaat Vaksinasi Hepatitis B
Manfaat utama dari vaksinasi Hepatitis B adalah memberikan kekebalan terhadap infeksi HBV, sehingga mencegah terjadinya hepatitis akut maupun kronis. Ini merupakan investasi jangka panjang dalam kesehatan masyarakat.
Vaksinasi secara luas terbukti mampu menurunkan tingkat infeksi secara drastis. Misalnya, di Taiwan, setelah pelaksanaan program vaksinasi nasional, angka infeksi dan kejadian kanker hati menurun secara signifikan. Vaksinasi juga mencegah status karier kronis, yaitu kondisi di mana seseorang terus membawa virus dalam tubuhnya dan berpotensi menularkannya kepada orang lain, meskipun tanpa gejala.
Studi juga menunjukkan bahwa dengan cakupan vaksinasi yang baik, lebih dari 90% infeksi baru bisa dicegah. Ini menunjukkan bahwa vaksinasi tidak hanya melindungi individu, tetapi juga menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok, yang sangat penting dalam memutus rantai penularan.
Jenis dan Kandungan Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B umumnya dibuat dari antigen permukaan virus (HBsAg) yang diproduksi secara rekombinan melalui ragi (Saccharomyces cerevisiae). Vaksin ini merangsang tubuh untuk membentuk antibodi tanpa menyebabkan infeksi.
Jenis vaksin:
- Vaksin Tunggal: Mengandung hanya antigen Hepatitis B. Contoh: Recombivax HB®, Engerix-B®, dan vaksin dari Bio Farma.
- Vaksin Kombinasi: Menggabungkan Hepatitis B dengan vaksin lain. Contoh: Twinrix® (hepatitis A dan B), Pediarix® (hepatitis B, DTaP, IPV), dan Hexaxim® (hepatitis B, DTaP, IPV, Hib).
Vaksin yang dipasarkan umumnya mengandung 10–40 µg HBsAg/mL. Sejak tahun 2000, vaksin yang diproduksi di AS tidak lagi mengandung thimerosal sebagai pengawet karena isu keamanan, meskipun belum terbukti berbahaya.
Jenis vaksin ini aman digunakan dan telah melalui berbagai uji klinis. Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan penggunaan vaksin rekombinan seperti HB Vax-II dan Engerix B.
Jadwal Anjuran Pemberian Vaksin Hepatitis B
Pemberian vaksin Hepatitis B sangat penting dilakukan sedini mungkin, bahkan pada hari pertama kelahiran. Jadwal yang direkomendasikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Dosis 1: Dalam 24 jam setelah lahir.
- Dosis 2: Usia 2 bulan.
- Dosis 3: Usia 3 bulan.
- Dosis 4: Usia 4 bulan.
Mengapa dosis pertama harus diberikan segera setelah lahir? Karena risiko bayi tertular dari ibu yang positif HBV sangat tinggi, dan penundaan vaksinasi akan meningkatkan risiko infeksi.
Alternatif jadwal seperti 0-1-6 bulan juga digunakan di negara lain seperti Amerika Serikat, terutama untuk remaja atau dewasa. Namun, untuk bayi, vaksinasi dini memberikan perlindungan lebih maksimal.
Khusus bayi prematur atau bayi dengan berat lahir <2000 gram dari ibu HBsAg-negatif, pemberian vaksin bisa ditunda hingga mencapai berat badan yang cukup atau usia satu bulan.
Siapa yang Tidak Dianjurkan Menerima Vaksin?
Meskipun vaksin Hepatitis B aman untuk mayoritas orang, ada beberapa kondisi di mana vaksinasi tidak dianjurkan:
- Riwayat reaksi alergi berat (anafilaksis) terhadap vaksin sebelumnya.
- Sedang mengalami infeksi akut berat.
- Gangguan pembekuan darah (perlu konsultasi khusus).
Untuk vaksin kombinasi, terdapat batasan usia. Misalnya, Pediarix tidak boleh diberikan pada usia di atas 7 tahun atau sebelum 6 minggu. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menerima vaksin, terutama jika memiliki kondisi medis khusus.
Keamanan dan Efek Samping Vaksin
Secara global, lebih dari satu miliar dosis vaksin Hepatitis B telah digunakan dengan catatan keamanan yang sangat baik. Efek samping yang paling umum antara lain:
- Demam ringan (1–6% kasus)
- Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan (3–30%)
Kasus reaksi berat seperti anafilaksis sangat jarang terjadi (sekitar 1,1 per juta dosis). Terdapat pula laporan mengenai kondisi medis lain seperti multiple sclerosis atau SIDS, namun tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan secara langsung kondisi tersebut dengan vaksin Hepatitis B.
Secara keseluruhan, manfaat vaksin jauh melebihi risiko efek sampingnya.
Efektivitas dalam Menurunkan Prevalensi Hepatitis B
Efektivitas vaksin Hepatitis B sangat nyata dalam data epidemiologi berbagai negara:
- Di Taiwan, prevalensi hepatitis pada anak menurun dari 9,8% menjadi 0,7%.
- Di Tiongkok, vaksinasi menurunkan prevalensi HBsAg hingga 96%.
- Di Amerika Serikat, setelah vaksinasi massal, prevalensi hepatitis B pada remaja menurun drastis.
Di Indonesia, walaupun cakupan vaksinasi belum optimal, data menunjukkan bahwa program imunisasi dasar memiliki dampak yang positif dalam menekan laju infeksi baru.
Harga Vaksin Hepatitis B di Indonesia (Data KMNC)
Harga vaksin tergantung pada jenis dan mereknya:
Vaksin Tunggal:
- Hepatitis B Bio Farma: Rp180.000
Vaksin Kombinasi:
- Hexaxim® (DTaP-IPV-Hib-HepB): Rp993.600
- Infanrix Hexa® (DTaP-IPV-Hib-HepB): Rp1.015.200
Biaya vaksinasi mungkin terasa mahal bagi sebagian masyarakat, namun manfaat jangka panjang dari pencegahan infeksi hepatitis B sangat besar, baik dari sisi kesehatan individu maupun penghematan biaya pengobatan di masa depan.
Kesimpulan
Vaksinasi Hepatitis B adalah langkah kunci dalam mencegah infeksi HBV, mengurangi angka penyakit hati kronis, dan menurunkan risiko kanker hati. Program imunisasi yang efektif terbukti mampu menekan prevalensi hepatitis secara nasional dan global. Dengan tingkat keamanan tinggi, efektivitas luar biasa, dan biaya yang sebanding dengan manfaatnya, vaksin Hepatitis B wajib menjadi prioritas dalam program kesehatan keluarga.
Lindungi diri Anda dan anak-anak dari bahaya Hepatitis B sejak dini dengan mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan di fasilitas layanan terdekat untuk informasi lebih lanjut.
Dapatkan informasi lengkap mengenai panduan jadwal vaksin dan pemeriksaan tumbuh kembang anak di sini. Vaksin merupakan hak anak yang wajib kita sebagai orang tua penuhi. Daftarkan anak untuk vaksin di KMNC sekarang, hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.
Referensi:
- Pambudi, Ridho., & Ramadhian, Ricky. (2016). Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B. Majority, 5(1). 91-95
- Chen, Ding-Shinn. (2009). Hepatitis B vaccination: The key towards elimination and eradication of hepatitis B. Jurnal of Hepatology, 50. 805-816
- dr. Yoviena Kusuma Dewi, CLC., dkk. Catatan Si Kecil untuk Ibu. Jakarta: KMNC.
