fbpx
Uncategorized

Yuk, Ketahui Imunisasi Dasar Pada Anak !

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami gejala yang ringan. Sedangkan Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. = istilah imunisasi wajib dasar ini sebenarnya merujuk kepada program pemerintah yang memberikan beberapa jenis vaksin kepada anak-anak.

Apa sajakah vaksin dasar pada anak ?

1. Vaksin BCG

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), strain paris.

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.

Cara pemberian dan dosis:
• Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus),
dengan menggunakan ADS 0,05 ml.

Efek samping:
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm.

Penanganan efek samping:
• Apabila ulkus/luka mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik.
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar  segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat

2. Vaksin DPT-HB-HIB

Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.

Cara pemberian dan dosis:vaksin pentabio

• Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas. Diberikan saat bayi berusia 2, 3, 4 bulan dan booster saat berusia 18 bulan.

• Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
Kontra indikasi:
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius .

Efek samping:
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan, disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian.

Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.

3. Vaksin Hepatitis Bvaksin hepatitis b

Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksius, berasal dari HBsAg. Diberikan saat bayi berusia < 24 jam, 2 ,3, 4 bulan dan booster usia 18 bulan.

Cara pemberian dan dosis:
• Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.

• Pemberian sebanyak 3 dosis.
• Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4 minggu (1 bulan).

Kontra indikasi:
Penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Penanganan Efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

4. Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine OPV)

Vaksin Polio Trivalent merupakan vaksin yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan. Diberikan setelah lahir, usia 2, 3, 4 bulan dan booster usia 18 bulan.

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
Cara pemberian dan dosis:
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu.
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita penyakit gangguan imunitas pada tubuh, tidak ada efek berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral
bayi boleh makan minum seperti biasa.
Penanganan efek samping:
Orangtua tidak perlu melakukan tindakan apa pun.

5. Vaksin IPV


Bentuk suspensi injeksi.

Indikasi:
Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak
immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga
dan pada individu di mana vaksin polio oral menjadi
kontra indikasi.

Cara pemberian dan dosis:
• Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml.
• Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu atau dua bulan.
• IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari WHO.
• Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan berturut-turut dengan interval
satu atau dua bulan.

Kontra indikasi:
• Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif.
• Riwayat muncul reaksi alergi pada penyuntikan sebelumnya.
• Penyakit demam akibat infeksi akut: tunggu sampai sembuh.
• Alergi terhadap Streptomycin.

Efek samping:
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak bisa terjadi
dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam)
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

6. Vaksin Campak

Vaksin virus hidup yang dilemahkan. Diberikan saat bayi berusia 9 bulan dan booster di usia 18 bulan dan 5-7 tahun.

Indikasi:
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Cara pemberian dan dosis:
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada usia
9–11 bulan.

Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.

Efek samping:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau sari buah).
• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.

Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman disekitarnya. Manfaat imunisasi selain untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke adik, kakak dan anak-anak lain disekitarnya.

Referensi :

  1. Buku Ajar Imunisasi (2014). ( http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/03Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015-small.pdf ) 
  2. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2021). Jadwal Imunisasi 2020. ( https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020 )
  3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2013). (https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya ) 
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Panduan Pelayanan Kesehatan Balita. ( https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Panduan-Yankes-Balita-COVID19_1574.pdf )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound