Rekomendasi Jadwal MPASI dari Dokter

Rekomendasi Jadwal MPASI dari Dokter

Memasuki usia 6 bulan, bayi sudah mulai harus dibuatkan jadwal MPASI sesuai dengan kebutuhan dan anjuran dari dokter anak. Orang tua bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu dan menyesuaikan anjuran yang diberikan dengan kebutuhan setiap bayi.

Kami menganjurkan melakukan konsultasi langsung dan jangan terlalu bersumber dari media sosial karena informasinya belum tentu valid. Ibu dan ayah bisa saja selektif memilih narasumber, namun akan lebih akurat lagi apabila bisa melakukan kunjungan ke dokter anak.

 

Jadwal MPASI Sesuai Usia Anak

Makanan pendamping ASI atau MPASI dibutuhkan ketika anak sudah memasuki usia 6 bulan dan terus berlanjut hingga masa menyusui habis di usia 2 tahun. Kebutuhan MPASI setiap anak berbeda, ayah dan ibu dapat mulai menjadwalkan pemberian makan seperti berikut:

  • Jadwal untuk Usia 6 – 8 Bulan

Pemberian makanan pendamping ASI dimulai sejak anak memasuki usia 6 bulan dengan porsi dan waktu yang bisa disesuaikan. Klinik KMNC merekomendasikan jadwal MPASI 6 bulan pertama untuk anak berusia 6 hingga 8 bulan sebagai berikut:

  1. Pukul 06.00 sebaiknya memberikan bayi ASI.
  2. Pukul 08.00 sarapan.
  3. Pukul 10.00 pemberian ASI.
  4. Pukul 12.00 pemberian MPASI.
  5. Pukul 14.00 ASI.
  6. Pukul 16.00 bisa diberikan susu atau tidak, bisa disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
  7. Pukul 18.00 pemberian makan malam.
  8. Pukul 20.00 dan seterusnya jika bayi terbangun maka dianjurkan hanya diberikan susu atau ASI.

Anda mungkin kerap menemukan menu MPASI yang beredar di media sosial kebanyakan menggunakan menu buah dan sayur tunggal. Padahal akan sangat bagus bagi tumbuh kembang bayi jika dikenalkan menu lengkap sejak awal.

Tentunya menu lengkap ini dihaluskan sampai teksturnya sesuai dengan kemampuan bayi menelan. Target awal dari pengenalan MPASI di usia 6 bulan adalah membuat anak terbiasa dengan menu lengkap, seperti asupan karbohidrat, lemak, dan protein.

Pemberian buah yang kaya akan serat bisa diberikan jika anak sudah terbiasa dengan menu lengkap dengan ketentuan sudah bisa makan sebanyak 3 kali sehari. Porsi makan 6 sampai 8 bulan dalam sekali makan setidaknya sebanyak 2 hingga 3 sendok.

Jika ayah atau ibu menemukan bayi melepeh makanan, jangan paksa untuk mereka menelan kembali. Respons tersebut normal karena bayi baru pertama kali mengenal makanan sehingga perlu dikenalkan secara bertahap.

  • Jadwal untuk Usia 9 – 11 Bulan

Masuk ke usia 9 bulan, pemberian jadwal MPASI untuk bayi tentunya berubah karena kebutuhan nutrisinya juga berbeda dari sebelumnya. Sebagai referensi, Anda bisa menerapkan pemberian makan berdasarkan jam-jam berikut:

  1. Pukul 06.00 masih tetap harus diberikan susu atau ASI.
  2. Pukul 08.00 pemberian makan berat atau sarapan yang bisa disertai dengan makanan genggam.
  3. Pukul 10.00 pemberian ASI atau buah dengan tekstur yang disesuaikan.
  4. Pukul 12.00 masuk ke pemberian menu lengkap MPASI.
  5. Pukul 14.00 pemberian ASI.
  6. Pukul 16.00 pemberian camilan atau bisa diberikan buah dengan tekstur yang disesuaikan.
  7. Pukul 18.00 makan malam dengan tekstur yang disesuaikan ditambah makanan genggam untuk melatih kemampuan motorik anak.
  8. Pukul 20.00 dan seterusnya jika bayi terbangun sebaiknya hanya diberikan ASI.

Pada usia ini anak sudah mulai dikenalkan dengan makanan lain selain makanan lengkap atau makanan berat. Anak mulai dikenalkan dengan makanan genggam yang sekaligus membantu melatih kemampuan motorik anak.

Anak mulai mengenal tekstur dan rasa baru sehingga lidah anak mulai lebih beradaptasi dengan makanan pada umumnya. Ibu dan ayah bisa mengonsultasikan tekstur makanan sesuai usia anak dan menerapkan anjuran dokter di rumah.

Pantau selalu berat badan anak melalui layanan posyandu atau ketika melakukan imunisasi ke dokter secara rutin. Jika berat badan naik secara normal maka pola makan yang diberikan kepada anak pastinya sudah terbilang tepat.

  • Jadwal untuk Usia 12 – 24 Bulan

Ketika usia anak sudah menginjak satu tahun biasanya sudah mulai dikenalkan dengan tekstur normal. Anak mulai bisa memakan makanan yang biasa disediakan di rumah dengan pemberian jadwal seperti berikut:

  1. Pukul 06.00 masih harus diberikan ASI.
  2. Pukul 08.00 sarapan dengan menu sama yang disediakan oleh ibu untuk seluruh anggota keluarga.
  3. Pukul 10.00 waktunya ngemil buah dengan tekstur yang cukup dipotong kecil-kecil saja.
  4. Pukul 12.00 masuk ke makan siang dengan menu seperti anggota keluarga lainnya.
  5. Pukul 14.00 masih diberikan ASI.
  6. Pukul 16.00 camilan sehat atau buah yang dipotong kecil saja.
  7. Pukul 18.00 makan malam dengan menu sama seperti anggota keluarga lainnya.
  8. Pukul 20.00 hanya diberikan ASI.

Anak yang sudah memasuki usia 1 tahun sudah lebih terbiasa dengan tekstur yang lebih kasar dan beragam jenis makanan, dari berat sampai tambahan. Sisanya ayah dan ibu tinggal mengatur pemberian porsi dan jenis makanan kepada anak dengan baik.

Usahakan menghindarkan makanan dengan bumbu berlebih dan membuat anak batuk. Jika bisa selalu mengenalkan makanan sehat dan diolah sendiri maka akan jauh lebih baik selama dua tahun pertama si kecil demi menjaga kesehatan tubuhnya.

Jadwal pemberian makan dari pukul 6 sampai 18 sore tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat jadwal kegiatan anak lebih terarah. Upayakan anak selalu tidur pukul 8 malam agar tumbuh kembang anak semakin optimal dan sesuai dengan usianya.

Jika memiliki kendala atau pertanyaan dan bingung mencari jawaban akuratnya kemana, bisa langsung ke KMNC. Lebih baik curhat kepada ahlinya daripada mendapatkan jawaban dari berbagai sumber yang terkadang tidak akurat atau terkadang membuat khawatir berlebih.

 

Pantau Tumbuh Kembang Anak di KMNC

Seiring berkembangnya teknologi, informasi dan sarana konsultasi dengan dokter anak sudah lebih mudah. Ayah dan bunda bisa melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja berkat adanya layanan daring dari sumber terpercaya.

Salah satunya bisa memanfaatkan layanan di KMNC, dimana kami juga aktif memberikan edukasi seputar kehamilan berikut pemberian MPASI di media sosial. Layanan kami diisi oleh dokter dan tenaga medis lainnya dengan jaminan pengalaman dan profesionalitas tinggi.

Ayah dan ibu tidak perlu khawatir saat memiliki banyak pertanyaan terkait anak pertama. Bersama kami, konsultasi lebih lanjut pada dokter spesialis tumbuh kembang si kecil bisa lebih akurat dengan cara mengetahui jadwal MPASI yang benar untuk si kecil.

Tumbuh kembang si kecil bisa dipantau kapan saja karena layanan kami menyediakan akses komunikasi yang mudah. Kami sadar betul bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus dimaksimalkan sedemikian rupa untuk mendukung kebutuhan saat ini.

 

Disclaimer

Perlu diingat bahwa jadwal MPASI setiap anak dapat berbeda-beda sesuai dengan usia dan kondisi si kecil. Sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter konselor laktasi yang ibu percaya untuk mendapatkan jadwal MPASI yang paling optimal untuk anak Ibu.

KMNC hadir sebagai salah satu layanan terbaik di Indonesia yang menyediakan layanan poli laktasi dengan dokter konselor laktasi tersertifikasi dan berpengalaman. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

Tonton penjelasan dari dokter KMNC: https://www.instagram.com/reel/DADYOzySNeX/ 

Sleep Training

Ultimate Guide Cara Sleep Training, Membantu Anak Tidur Mandiri

Saat ini sedang populer metode sleep training, yaitu latihan agar bayi bisa tidur dengan nyenyak sendiri, tanpa bantuan orang tua. Cara ini membentuk kebiasaan bayi agar lebih mandiri sejak dini. Sleep training ini umumnya bisa mulai dilakukan saat bayi berusia 4 – 6 bulan.

Melalui sleep training ini, bayi akan lebih mandiri dan tidak mengganggu kualitas tidur atau istirahat orang tua. Ayah dan bunda bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menunggu bayi yang biasanya memiliki jam tidur acak. Ayah dan bunda akan memiliki kualitas tidur yang baik tanpa terganggu si kecil.

Selain manfaat untuk orang tua, tentu manfaat utamanya adalah untuk bayi itu sendiri. Sleep training akan membuat bayi lebih cepat tidur secara mandiri, pulas, jam tidur mulai teratur, dan jarang bangun malam hari. Bayi akan memiliki kemampuan untuk menenangkan diri ketika bangun sendirian.

 

Begini Metode Sleep Training Paling Ampuh untuk Bayi!

Untuk mengajarkan sleep training pada bayi tentu bukan hal yang mudah dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ayah dan Bunda harus sabar dan telaten agar si kecil terbiasa tidur sendiri. Untuk membantu para orang tua, berikut ini adalah panduan sleep training terbaik untuk bayi.

 

1. Membiarkan Bayi Menangis (Cry It Out)

Metode yang pertama ini bukan berarti bayi dibiarkan begitu saja ketika menangis sebelum tidur. Metode ini dilakukan dengan cara mengajak bayi melakukan berbagai aktivitas yang menjadi rutinitas sebelum tidur. Misalnya, membacakan buku cerita, menyanyikan lagu, bermain, dan lainnya.

Lakukan rutinitas tersebut hingga bayi mengantuk dan tertidur dengan sendirinya. Kemudian metode cry it out ini dilakukan ketika bayi terbangun di tengah tidur dan kemudian menangis. Orang tua biasanya akan langsung panik ketika tengah malam bayi menangis dan langsung menghampiri.

Cara tersebut ternyata bisa menyebabkan bayi tidak mandiri dan tidak belajar untuk menenangkan dirinya sendiri ketika menangis di malam hari. Maka biarkan bayi menangis dan tidak perlu menggendong atau menenangkannya, biarkan saja hingga bayi tertidur kembali dengan sendirinya.

Namun orang tua harus memastikan terlebih dahulu bahwa bayi menangis bukan karena lapar atau buang air. Jika demikian, maka orang tua tetap harus menengok bayi, memberikan susu jika bayi lapar atau mengganti popok. Oleh karena itu, pastikan bayi sudah kenyang dan ganti popok sebelum tidur.

 

2. The Chair

Metode ini dilakukan dengan mengajak bayi melakukan rutinitas sebelum tidur, seperti membacakan buku, bercerita, bermain, dan lain sebagainya. Setelah bayi terlihat mulai mengantuk, bunda bisa menaruh bayi di keranjang tidur kemudian bunda duduk di kursi di samping ranjang.

Jika si kecil menangis, bunda cukup menepuk-nepuk punggungnya saja tanpa harus mengangkatnya. Dengan begitu, bayi akan mulai belajar menenangkan dirinya sendiri ketika menangis. Setelah itu, perlahan jauhkan kursi bunda dari keranjang tidur bayi setiap malamnya.

Jika cara ini konsisten dilakukan setiap malam, bayi akan terbiasa menenangkan dirinya sendiri tanpa harus ditunggu bunda ketika akan tidur. Cara ini membuat bayi lebih tenang dengan sendirinya tanpa perlu diangkat atau digendong dan membuat bayi kebiasaan harus digendong.

Namun bunda juga perlu memastikan bahwa ketika bayi akan tertidur sudah dalam kondisi kenyang dan popoknya sudah diganti. Dengan begitu, bayi akan lebih jarang terbangun pada malam hari karena lapar atau popok yang penuh.

 

3. Metode Fading

Cara sleep training yang satu ini dilakukan dengan cara menidurkan bayi pada jam tertentu secara teratur setiap harinya. Dengan begitu, bayi akan terbiasa tidur pada waktu yang teratur dan bangun pada jam teratur juga sehingga tidak akan mengganggu kualitas tidur orang tua.

Misalnya, bunda menidurkan si kecil pada pukul 8 malam, maka lakukan itu setiap malam. Usahakan menidurkan si kecil pada jam 8 malam atau 8.30. Dengan begitu, si kecil akan mulai terbiasa mengantuk di jam tersebut dan tidur secara teratur setiap harinya dan bangun di jam yang teratur juga.

Cara ini juga membuat bayi tidur lebih nyenyak dan tidak mudah terbangun di malam hari. Bayi akan bangun secara teratur pada keesokan harinya di jam yang teratur. Dengan begitu, ayah dan bunda tidak perlu begadang untuk menunggu si kecil yang jam tidurnya cenderung acak.

Bunda juga bisa menyesuaikan aktivitas bunda dengan jam tidur si kecil. Misalnya, si kecil terbiasa bangun jam 7 atau 8 pagi, maka sebelum jam tersebut, bunda bisa melakukan pekerjaan rumah dengan tenang tanpa takut si kecil akan bangun.

 

4. Metode Ferber

Metode yang selanjutnya ini dilakukan dengan membiarkan bayi menangis saat terbangun di malam hari, kemudian menenangkan secara bertahap. Misalnya, dalam waktu 1 minggu, ketika si kecil menangis, bunda bisa datang ke ranjang tidurnya kemudian cukup menepuk-nepuk punggungnya saja.

Lakukan itu secara perlahan sambil mengatakan kata-kata menenangkan hingga si kecil kembali tertidur. Setelah itu, bunda bisa kembali tidur dengan memastikan terlebih dahulu bahwa si kecil menangis bukan karena lapar atau popok yang penuh.

Pada minggu kedua, biarkan bayi menangis hanya dengan melihatnya saja dari samping sambil mengatakan kata-kata menenangkan. Tidak perlu menepuk apalagi mengangkat si kecil dari keranjangnya agar ia terbiasa menenangkan dirinya sendiri.

Jika cara ini dilakukan secara konsisten, maka si kecil akan terbiasa tidur dengan sendirinya ketika terbangun dan menangis di malam hari. Bunda dan ayah tidak perlu bangun dan menenangkan si kecil, cukup dengarkan si kecil menangis sebentar dan akan tertidur kembali dengan sendirinya.

 

5. Gentle Sleep Training

Cara terakhir yaitu melalui metode gentle sleep training untuk si kecil. Metode ini dilakukan dengan cara menenangkan si kecil dengan cepat ketika terbangun dan menangis. Namun Bunda atau Ayah tidak boleh terlalu lama menggendong atau menepuk-nepuk di kecil karena akan menjadi kebiasaan.

Cukup gendong sebentar saja hingga si kecil tenang, kemudian letakkan kembali di keranjang tidur si kecil hingga si kecil tertidur dengan sendirinya. Cara ini cocok untuk ayah dan bunda yang tidak tega atau tidak tahan jika si kecil menangis terlalu lama.

Cara ini juga cocok jika ayah dan bunda sedang mengajak si kecil menginap di rumah saudara atau suatu tempat, sehingga tangis si kecil tidak mengganggu orang lain. Cara ini dapat dikurangi secara perlahan hingga si kecil terbiasa tenang dengan sendirinya.

Metode ini harus dilakukan dengan cepat, ketika si kecil menangis, bunda segera mengecek apakah bayi lapar atau popoknya penuh. Kemudian gendong si kecil sebentar saja sampai tenang, lalu taruh kembali di tempat tidur sambil mengucapkan kata-kata yang menenangkan.

Metode sleep training di atas harus dilakukan secara konsisten, sabar, dan ulet. Tentu tidak akan berhasil dalam sekali coba, tidak akan berhasil dalam 1 malam, sehingga harus dilakukan berulang – ulang. Jika orang tua konsisten, maka kebiasaan tidur si kecil akan baik sejak dini.

Jika bunda memiliki keluhan mengenai perkembangan anak, segera konsultasi di KMNC. Jangan ragu untuk bertanya seputar tips-tips perawatan bayi saat berkonsultasi dengan dokter. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

 

Referensi:

Ketahanan ASI di Kulkas

Ketahanan ASI di Kulkas, Freezer, Cooling Bag, dan Suhu Ruang

Ketahanan ASI adalah salah satu faktor penting yang harus dipahami oleh para ibu menyusui, terutama bagi ibu yang memilih untuk memerah ASI dan menyimpannya agar dapat diberikan kepada bayi di kemudian hari. ASI atau Air Susu Ibu, adalah sumber nutrisi yang tak tergantikan untuk bayi karena mengandung segala zat gizi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan juga perkembangan optimal. 

 

Namun, agar manfaatnya tetap maksimal, cara penyimpanannya harus dilakukan dengan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang ketahanannya di berbagai tempat penyimpanan, seperti kulkas, freezer, cooling bag, hingga suhu ruang.

 

Ketahanan ASI di Berbagai Tempat

Setiap tempat penyimpanannya memiliki aturan ketahanan berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai ketahanannya di kulkas, freezer, cooling bag, dan suhu ruang:

  • Kulkas

Ketahanan ASI di kulkas adalah metode penyimpanan jangka pendek yang sering digunakan ibu menyusui. ASI yang sudah diperah dapat disimpan di kulkas selama 3 hingga 4 hari.

Pastikan suhu kulkas berada di bawah 4°C agar ASI tetap segar. Menyimpan ASI di kulkas sangat berguna untuk ibu yang ingin memerah ASI secara rutin setiap hari dan memberikan ASI perah tersebut dalam waktu dekat.

  • Penyimpanan di bagian belakang kulkas: Suhu area ini lebih stabil dibandingkan bagian pintu kulkas. Pintu kulkas sering dibuka-tutup, yang menyebabkan fluktuasi suhu bisa mempengaruhi kualitasnya.
  • Gunakan wadah steril: Botol kaca, botol plastik khusus yang BPA-free, atau kantong khusus untuk penyimpanan ASI adalah pilihan direkomendasikan. Jangan lupa untuk selalu menutup rapat wadah penyimpanan agar tidak ada kontaminasi udara.
  • Pemberian label: Setelah diperah, berikan label pada setiap wadah dengan mencantumkan tanggal dan juga jam kapan diperah. Ini penting agar ibu dapat memantau kapan ASI harus digunakan dan menghindari konsumsinya sudah melebihi masa simpan.

Penyimpanan di kulkas umumnya cukup baik untuk penggunaan harian. Jika ibu berencana untuk menyimpannya dalam jangka waktu lebih lama, seperti beberapa minggu atau bulan, freezer menjadi pilihan lebih baik.

  • Freezer

Ketahanan penyimpanan freezer jauh lebih lama dibandingkan penyimpanan di kulkas. ASI disimpan dalam freezer bisa bertahan hingga 6 bulan jika disimpan pada suhu -18°C atau lebih dingin.

 

Namun, untuk menjaga kualitas ASI agar tetap prima, sebaiknya gunakan ASI yang disimpan di freezer dalam waktu 3 bulan pertama. Penyimpanan di freezer sangat cocok untuk ibu yang memiliki cadangan ASI dan ingin menggunakannya dalam jangka panjang.

  • Freezer khusus: Jika ibu memiliki freezer yang terpisah dari kulkas utama, gunakan itu sebagai tempat penyimpanan ASI. Hal ini karena freezer yang berada dalam satu unit dengan kulkas sering mengalami fluktuasi suhu akibat seringnya pintu kulkas dibuka-tutup.
  • Cara pencairan ASI beku: Cairkan ASI dengan meletakkannya di kulkas selama semalaman, metode ini menjaga suhu pencairan ASI tetap stabil dan aman. Hindari mencairkan ASI dengan microwave, karena suhu panas dari microwave dapat merusak kandungan nutrisi penting dalam ASI.
  • ASI beku yang sudah dicairkan: Perlu diingat bahwa setelah ASI dicairkan, jangan bekukan kembali. ASI yang sudah cair dan diletakkan di kulkas harus digunakan dalam waktu 24 jam untuk menjaga kualitasnya.

Penyimpanan ASI di freezer memberikan fleksibilitas bagi ibu untuk menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini memastikan bahwa bayi tetap mendapatkan nutrisi yang diperlukan meski ibu tidak dapat menyusui langsung.

  • Cooling Bag

Bagi ibu yang sering bepergian atau bekerja di luar rumah, cooling bag bisa menjadi solusi yang sangat praktis untuk membawa ASI perah. Penyimpanan ASI di cooling bag biasanya bertahan hingga 24 jam, tergantung pada kualitas cooling bag dan jumlah ice pack yang digunakan. Ini membuat cooling bag sangat cocok untuk ibu yang perlu memerah ASI di tempat kerja dan membawanya pulang untuk disimpan lebih lanjut.

  • Penggunaan ice pack: Semakin banyak ice pack yang digunakan, semakin lama ASI dapat bertahan di dalam cooling bag. Selain itu, sebaiknya hindari membuka-tutup cooling bag terlalu sering, karena hal ini dapat menyebabkan suhu di dalam cooling bag tidak stabil.
  • Pengecekan suhu: Untuk memastikan ASI tetap dalam kondisi optimal, ibu bisa menggunakan termometer kecil untuk mengecek suhu di dalam cooling bag. Suhu yang ideal di dalam cooling bag adalah di bawah 4°C, segera pindahkan ASI ke kulkas atau freezer jika suhunya lebih tinggi.

Dengan cooling bag, ibu dapat menyimpan ASI dengan aman selama bepergian atau bekerja. Namun, penting untuk segera memindahkannya ke kulkas atau freezer setelah tiba di rumah untuk memperpanjang masa simpannya.

  • Suhu Ruang

Penyimpanan ASI di suhu ruang jauh lebih terbatas ketahanannya dibandingkan dengan penyimpanan di kulkas atau freezer. ASI yang diletakkan di suhu ruang (sekitar 25°C) hanya bisa bertahan selama 4 hingga 6 jam. Jika suhu ruangan lebih panas, masa penyimpanan ASI bisa lebih singkat.

  • Penyimpanan yang tertutup: Saat menyimpan ASI di suhu ruang, pastikan ASI tetap disimpan dalam wadah yang tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi bakteri. ASI yang terbuka atau terkena paparan udara luar lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri yang bisa merusak ASI.
  • Hindari tempat panas: Jangan letakkan ASI di dekat sumber panas seperti kompor atau jendela yang terkena sinar matahari langsung. Suhu yang panas dapat mempercepat proses kerusakan ASI dan juga membuatnya tidak aman untuk dikonsumsi bayi.

Jika ibu tidak segera menggunakan ASI yang disimpan di suhu ruang, lebih baik segera simpan ASI di kulkas atau freezer untuk menjaga kualitasnya. Penyimpanan ASI di suhu ruang sebaiknya hanya dilakukan jika ibu berencana memberikan ASI dalam waktu dekat.

 

Tips Menjaga Kualitas ASI Perah

Meskipun mengetahui ketahanan penyimpanan ASI di berbagai tempat penyimpanan sangat penting, ada beberapa langkah lain yang harus diikuti untuk memastikan kualitas ASI tetap terjaga. Berikut ini beberapa tips yang bisa ibu lakukan:

  • Cuci Tangan Sebelum Memerah ASI

Kebersihan adalah hal utama yang harus diperhatikan ketika memerah ASI. Selalu cuci tangan dengan sabun dan juga air bersih sebelum memulai proses pemerahan untuk mencegah kontaminasi bakteri.

  • Sterilkan Alat Pompa dan Botol

Pompa ASI dan botol yang digunakan untuk menampung ASI harus selalu dalam kondisi bersih dan juga steril. Setelah digunakan, segera cuci dan sterilkan semua peralatan agar siap digunakan kembali.

  • Gunakan ASI Sesuai Urutan

Pastikan ibu selalu menggunakan ASI yang diperah lebih dahulu. Ini penting untuk menghindari ASI yang melewati masa simpannya dan terpaksa dibuang.

  • Perhatikan Perubahan pada ASI

Jika ibu melihat adanya perubahan warna atau bau pada ASI yang disimpan, periksa lebih lanjut. ASI yang berubah menjadi bau tengik atau terasa asam sebaiknya dibuang karena bisa jadi sudah tidak layak konsumsi.

 

Kesimpulan

Ketahanan ASI tergantung pada metode penyimpanannya. Ketahanan ASI di kulkas bisa mencapai 4 hari, di freezer dapat bertahan hingga 6 bulan, cooling bag menjadi solusi praktis dengan ketahanannya hingga 24 jam, dan di suhu ruang hanya dapat bertahan sekitar 4 hingga 6 jam. Dengan memahami ketahanan penyimpanan ASI di kulkas, freezer, cooling bag, dan juga suhu ruang, ibu dapat lebih mudah mengelola ASI perah dan memastikan kualitas nutrisi yang diberikan tetap terjaga.

 

Jika Ibu merasa memiliki ASI yang sedikit atau menghadapi kendala dalam menyusui, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter konselor laktasi di KMNC. KMNC siap membantu Ibu dengan pemeriksaan, penanganan, dan dukungan yang Ibu butuhkan agar pengalaman menyusui Ibu optimal. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

 

Referensi:

https://www.haibunda.com/menyusui/20230314091120-54-299498/beda-daya-tahan-asi-di-chiller-freezer-dan-suhu-ruangan-agar-tak-rusak-nutrisinya

https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/berapa-lama-asi-bertahan-di-suhu-ruang/

https://www.alodokter.com/begini-cara-menyimpan-asi-yang-benar

https://hegen.co.id/id/blogs/updates/berapa-lama-asi-bertahan-di-suhu-ruangan

 

Perawatan Tali Pusat

Perawatan Tali Pusat untuk Newborn Agar Cepat Kering, Jangan Sampai Salah!

Perawatan tali pusat pada bayi yang baru lahir atau newborn merupakan salah satu hal cukup penting dalam periode neonatal yang memerlukan perhatian khusus dari orangtua. Hal ini karena untuk mencegah kemungkinan adanya infeksi akibat dari kesalahan perawatan serta memastikannya agar cepat kering.

 

Tali pusat atau umbilical cord merupakan saluran vital bagi ibu dan janin selama masa kehamilannya. Namun, setelah bayi lahir ke dunia, bagian ini haruslah mengering hingga terlepas sempurna untuk mencegah berkembangnya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi yang baru lahir.

 

Selain itu, proses merawat tali pusat yang benar juga dapat mencegah komplikasi seperti sepsis dan juga tetanus neonatorum. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang teknik merawat tali pusat akan membantu orangtua melakukan perawatan secara mandiri dan memastikan proses penyembuhan yang optimal. Penasaran?

Bagaimana Perawatan Tali dengan Metode Pusat Terbuka yang Tepat?

Seiring dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan klinis, tentunya metode perawatan agar tali pusat newborn cepat mengering juga mengalami perubahan. Dr. Yoviena Kusuma Dewi, CLC, menjelaskan bahwa saat ini penggunaan alkohol swab saat membersihkan tali pusat newborn menggunakan perawatan terbuka memang tidak diharuskan. 

 

Perlu kamu ketahui juga, kalau dalam merawat tali pusat ini yang paling penting adalah dengan membiarkannya tetap kering dan membersihkan seperlunya menggunakan air hangat seperlunya saja. Kemudian, jangan lupa untuk mengeringkan kembali area tersebut menggunakan kapas steril kering.

 

Memperkuat pendapat dr. Yoviena, melansir laman Cleveland Clinic, penggunaan alkohol untuk membersihkan area tali pusat bayi tidak lagi dianjurkan dalam praktik perawatan modern. Meskipun di masa lalu, para orang tua sering menggunakan alkohol ini. namun penelitian terkini menunjukkan praktik ini dapat membahayakan proses penyembuhan alami.

 

Lalu bagaimana jika alkohol memang terbukti dapat memusnahkan bakteri baik yang berperan penting dalam proses pelepasan tali pusat secara alami? Sebagai gantinya, kamu cukup membersihkan area tali pusat dengan cara yang lebih lembut dan aman, yaitu menggunakan spons saja atau dengan kain basah yang bersih. 

 

Setelah membersihkan, biarkan mengering dengan sendirinya terpapar udara. Jadi, metode perawatan tanpa alkohol ini tidak hanya lebih aman, tetapi juga mendukung proses penyembuhan alami tali pusat bayi. Dengan membiarkan bakteri baik tetap ada, tali pusat akan lepas dengan sendirinya pada waktu yang tepat tanpa komplikasi yang tidak diinginkan.

 

Tips Merawat Tali Pusat untuk Bayi yang Baru Lahir

Melakukan perawatan pada bagian tali pusat bayi ataupun newborn ini  haruslah diperhatikan sungguh-sungguh. Hal ini karena bagian tubuh si kecil ini memiliki kerentanan untuk terinfeksi virus. Oleh karena itu, pengetahuan bagaimana tips merawatnya yang tepat akan membantu kamu sebagai orangtua dalam memberikan perawatan optimal untuk si kecil.

  • Memandikan Bayi dengan Teknik yang Tepat

Saat tali pusat bayi belum lepas, maka saat memandikannya kamu harus mengetahui bagaimana tekniknya yang tepat. Siapkan sponge bath dan juga waslap basah atau kain bersih. Kemudian, menggunakan waslap yang sudah dibasahi dengan air hangat dan juga sabun, perlahan bersihkan tubuh sikecil. Hindari untuk merendam bayi dalam bak karena bisa menghambat pengeringan tali pusat. Setelahnya, keringkan area tali pusat dengan kain atau kasa kering.

  • Penggunaan Popok yang Benar

Saat kamu memakaikan popok pada newborn, perhatikan bagaimana caranya yang tepat agar tali pusatnya tetap aman. Caranya adalah kamu perlu melipat sedikit bagian atas popok dan memastikan bahwa tali pusat berada diluar dan tidak ditutupi oleh popok. Hal ini untuk mencegah kontak dengan urin atau  feses bayi yang banyak bakteri, sehingga bisa menyebabkan infeksi.

  • Menjaga Kebersihan Area Tali Pusat

Jika area tali pusat terkena kotoran atau urin, segera bersihkan menggunakan kain bersih yang telah dibasahi air hangat. Pastikan untuk mengeringkan area tersebut dengan sempurna. Hindari penggunaan alkohol atau antiseptik tanpa anjuran dokter karena dapat menghambat proses pengeringan alami.

  • Proses Pelepasan Tali Pusat

Biarkan tali pusat lepas secara alami, yang biasanya terjadi dalam waktu 5-15 hari setelah kelahiran. Jangan mencoba menarik atau memaksa tali pusat lepas meskipun terlihat sudah hampir terlepas, karena dapat menyebabkan perdarahan dan membahayakan bayi.

  • Mengawasi Tanda-tanda Infeksi

Perhatikan kondisi tali pusat secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi seperti kemerahan di sekitar pangkal tali pusat, pembengkakan, keluar cairan atau nanah, bau tidak sedap, atau perdarahan. Jika kamu menemukan salah satu dari tanda tersebut, segera hubungi dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Kesalahan-Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Merawat Tali Pusat Newborn

Merawat tali pusat membutuhkan perhatian khusus untuk menghindari komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan bayi. Meskipun perubahan warna dan sedikit perdarahan pada tali pusat merupakan hal yang wajar, kamu perlu mengetahui tanda-tanda bahaya yang memerlukan penanganan medis segera.

  • Terjadi Perdarahan Abnormal

Perdarahan ringan saat tali pusat tergesek popok atau akan lepas masih dianggap normal. Namun, kamu perlu waspada jika perdarahan semakin banyak atau terus berlanjut lebih dari tiga hari. Kondisi ini bisa mengindikasikan adanya masalah pada proses penyembuhan dan membutuhkan evaluasi medis segera.

  • Ketahui Tanda-Tanda Infeksi

Infeksi tali pusat ditandai dengan beberapa gejala yang harus kamu waspadai. Keluarnya cairan kental berwarna kekuningan (nanah) dari area tali pusat merupakan tanda infeksi yang serius. Area sekitar tali pusat yang memerah, bengkak, atau mengeluarkan bau tidak sedap juga mengindikasikan adanya infeksi. Pada bayi dengan kulit gelap, kamu dapat mendeteksi infeksi dengan merasakan suhu kulit yang lebih hangat di area tersebut.

  • Mengalami Kondisi Sistemik atau Infeksi

Infeksi tali pusat dapat mempengaruhi kondisi umum bayi. Kamu perlu segera mencari bantuan medis jika bayi mengalami demam, terlihat sangat lelah, rewel berlebihan, atau mengalami penurunan nafsu makan. Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa infeksi mungkin telah menyebar dan membutuhkan penanganan segera.

  • Mengalami Keterlambatan Pelepasan

Tali pusat yang belum lepas setelah tiga minggu juga perlu mendapat perhatian khusus. Kondisi ini bisa mengindikasikan adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh bayi atau infeksi yang tidak terdeteksi. Kamu perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.

 

Beberapa kesalahan umum saat merawat tali pusat yang harus kamu hindari termasuk membungkus tali pusat terlalu rapat, menggunakan antiseptik atau alkohol tanpa anjuran dokter, membiarkan area tali pusat basah atau lembab, serta mencoba mempercepat pelepasan tali pusat secara paksa. Kesalahan-kesalahan ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lainnya.

 

Penutup

Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir membutuhkan perhatian dan kehati-hatian khusus dari orangtua. Dengan menerapkan metode perawatan yang tepat, menghindari penggunaan alkohol, serta memantau tanda-tanda bahaya, kamu dapat memastikan proses penyembuhan tali pusat berjalan optimal dan mencegah risiko komplikasi yang tidak diinginkan.

 

Periksakan kesehatan dan tumbuh kembang anak secara rutin dengan dokter anak terpercaya di KMNC. Jangan ragu untuk bertanya seputar tips-tips perawatan bayi saat berkonsultasi dengan dokter. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

 

Referensi:

https://www.instagram.com/reel/C8b4KIqy3p5/

https://my.clevelandclinic.org/health/body/umbilical-cord

https://www.mountsinai.org/health-library/special-topic/umbilical-cord-care-in-newborns

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/58/perawatan-tali-pusat-bayi-baru-lahir

https://www.zwitsal.co.id/happy-mom/perawatan-bayi-baru-lahir-yang-baik-dan-benar-pada-bagian-tali-pusat.html

https://www.rsubudirahayu.co.id/2021/07/cara-merawat-tali-pusar-bayi-yang-baik-dan-benar-hingga-puput/

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/umbilical-cord/art-20048250

 

Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan

Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan: Manfaat dan Cara Menggunakan

Persalinan masih menjadi waktu yang paling ditunggu selama kehamilan. Terutama setelah memasuki trimester ketiga. Ketidaknyamanan di trimester tiga salah satunya adalah nyeri punggung. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah dengan menggunakan birthing ball untuk mempercepat persalinan.

Birthing ball merupakan bola besar seperti gymball yang terbuat dari bahan anti selip sehingga aman digunakan untuk ibu hamil. Ukuran bola ini biasanya sekitar 65 sampai 75 sentimeter. Penggunaan birth ball juga dapat membantu ibu bersalin dalam memaksimalkan posisi janin dan membuka panggul ibu sehingga ibu dapat melewati proses persalinan secara efektif. 

 

Manfaat Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan

Selama trimester tiga seringkali timbul rasa nyeri dan tidak nyaman saat tidur akibat nyeri punggung dan tulang kemaluan. Beberapa gerakan yoga dan olahraga menggunakan birthing ball sebelum persalinan dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan ibu. Beberapa gerakan yoga dengan birthing ball dapat menjaga otot-otot paha tetap rileks dan kencang. Hal ini membantu tubuh ibu adaptasi dengan perubahan dan postur tubuh ibu sehingga memberikan kenyamanan.

Selain manfaat selama hamil, berikut beberapa manfaat menggunakan birthing ball  selama persalinan: 

  • Efektif untuk mengurangi rasa nyeri ketika terjadi kontraksi. 
  • Birth ball dapat memberikan semacam pijatan pada paha dan perineum ibu ketika diduduki. 
  • Dengan bantuan gravitasi birth ball dapat membantu penurunan kepala bayi. 
  • Penggunaan birth ball dapat mempercepat kemajuan persalinan. 

 

Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan

 

Kapan Birthing Ball Mulai Digunakan ?

Beberapa penelitian menyebutkan Birthing ball dapat digunakan saat trimester tiga yaitu mulai usia 28 minggu hingga persalinan. Dimana, menuju proses persalinan posisi kepala janin ibu sudah di bawah atau disebut presentasi kepala. Gerakan-gerakan selama menggunakan birthing ball juga membantu posisi janin memasuki pintu panggul. Selama proses persalinan, ibu juga boleh menggunakan bola bersalin ini sejak mulai datang kontraksi.

 

Siapa Saja  yang Tidak Dianjurkan Menggunakan Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan?

American collage of Obstetrician dan gynecologist memiliki rekomendasi untuk menghentikan beberapa olahraga termasuk penggunaan birthing ball apabila berada dalam situasi berikut: 

  • Ibu memiliki risiko persalinan prematur
  • Perdarahan pervaginam
  • Ketuban pecah dini
  • Serviks inkompeten (mulut rahim terlalu awal dari waktu yang seharusnya)
  • Pertumbuhan janin yang lambat

Ibu hamil dengan kondisi dibawah ini sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan atau bidan sebelum menggunakan birthing ball :

  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Preeklamsia dan riwayat preeklamsia
  • Plasenta previa (letak plasenta dekat dengan mulut rahim)
  • Riwayat persalinan prematur
  • Memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan seperti asma
  • Diabetes gestasional

 

Bagaimana Cara Menggunakan Birthing Ball untuk Mempercepat Persalinan?

Pada kehamilan trimester akhir ketidaknyamanan mulai banyak dirasakan. Salah satunya adalah nyeri punggung. Ibu bisa mulai menggunakan bola ini dengan membuat posisi yang nyaman untuk duduk diatasnya. Duduklah dengan tegak dan pastikan tubuh ibu sudah seimbang di atas bola.  Setelah ibu merasa nyaman, letakkan tangan ibu di atas lutut dan coba goyangkan panggul dari kanan ke kiri atau dari belakang ke depan. Ulangi beberapa kali sampai ibu merasa nyaman sambil mengatur napas. Apabila ibu merasa kurang seimbang maka berpeganganlah pada siapapun yang ada bersama ibu, bisa dengan instruktur yoga, bidan atau suami. Pastikan area untuk menggunakan birthing ball kosong. Buatlah diri ibu senyaman mungkin selama menggunakan birthing ball. 

 

Selain membantu meredakan nyeri punggung, posisi duduk yang tegak juga membantu ibu mengoptimalkan posisi janin dari posisi posterior ke posisi anterior. Sehingga mendukung dalam persiapan persalinan pervaginam.


Bagaimana Cara Menggunakan Birthing Ball Selama Persalinan ?

Dalam proses persalinan birthing ball menjadi alat yang dapat membantu mengurangi nyeri pada saat kontraksi. Gerakan menggunakan birthing ball meliputi gerakan pinggul ke depan dan ke belakang dan memeluk bola dalam posisi berlutut selama 20 menit. Ada dua sesi latihan yang bisa dilakukan yaitu, 20 menit dengan jeda satu jam, kemudian sesi berikutnya selama fase aktif persalinan (mulai pembukaan 4cm). Ibu juga boleh mengubah-ubah posisi yang nyaman disela-sela latihan. 

 

Duduk diatas bola sambil mendorong seperti melakukan ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat membantu proses penurunan janin. Birthing ball ini membantu janin tetap sejajar di panggul tanpa memberikan banyak tekanan di perineum ibu. Posisi duduk di atas bola ini diasumsikan mirip dengan berjongkok sehingga dapat membuka panggul dan mempercepat proses persalinan. Gerakan lembut yang dilakukan di atas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi. Selain itu ibu juga bisa menempatkan bola di atas tempat tidur kemudian ibu bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman di atas bola, mendorong dan mengayunkan panggul dengan nyaman. 

Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diperhatikan pada Masa Nifas?

 

Penulis: Ayu Citra Gestari S.Keb., Bd.

 

Referensi :

  1. Alexandre Delgado, Tuíra Maia, Renato S. Melo, Andrea Lemos. Birth ball use for women in labor: A systematic review and meta-analysis, Complementary Therapies in Clinical Practice,Volume 35. 2019. Pages 92-101, ISSN 1744-3881. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2019.01.015. Available at (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1744388118307941)
  2. American College Obstetricians and Gynecologysts (ACOG), 2013, “Clasification Hypertensive Disorders”, in: Hypertension in Pregnancy, p: 13- 14.
  3. Jha S, Vyas H, Nebhinani M, Singh P, T D. The Effect of Birthing Ball Exercises on Labor Pain and Labor Outcome Among Primigraviade Parturient Mothers at a Tertiary Care Hospital. Cureus. 2023 Mar 13;15(3):e36088. doi: 10.7759/cureus.36088. PMID: 37065328; PMCID: PMC10097428. Available at : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37065328/
  4. Joanne Lewsley. Using a Birthing Ball. Diakses Juni 2023. Available at: https://www.babycentre.co.uk/a1048463/using-a-birthing-ball 
  5. Shirazi, M. G., Kohan, S., Firoozehchian, F., & Ebrahimi, E. (2019). Experience of childbirth with birth ball: A randomized controlled trial. International Journal of Women’s Health and Reproduction Sciences, 7(3), 301–305. Available at : https://www.researchgate.net/publication/335063782_Experience_of_Childbirth_With_Birth_Ball_A_Randomized_Controlled_Trial 
1 2
Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound