Kapan Ibu Hamil Minum Asam Folat

Kapan Ibu Hamil Minum Asam Folat?

Jangan tunggu hamil dulu lalu bertanya, kapan ibu hamil minum asam folat? Ada baiknya pasangan yang baru menikah dan merencanakan segera punya keturunan memikirkan ini. Sekalipun pernikahan baru dilangsungkan, tidak ada salahnya langsung melakukan persiapan.

Terlebih jika Anda tidak berniat menunda kehamilan atau bahkan sedang menjalankan program kehamilan secara sengaja. Konsumsi asam folat bersama berbagai vitamin lainnya akan membantu membuat ibu dan janin sehat dari awal kehamilan sampai nanti persalinan.

 

Kapan Ibu Hamil Minum Asam Folat?

Konsumsi vitamin ini pada ibu hamil paling tepat adalah tiga bulan sebelum usia pertama kehamilan. Jika Anda sedang merencanakan kehamilan secara sengaja maka akan lebih mudah mengatur jadwal meminum asam folat sehingga harapannya ibu dan janin lebih sehat.

Konsumsi anjuran vitamin ini tiga bulan sebelum kehamilan dianjurkan dengan disertai zinc, vitamin d, dan lainnya yang dibutuhkan untuk calon ibu hamil. Perencanaan matang seperti ini disebut sebagai prakonsepsi atau persiapan sebelum ibu mengalami kehamilan.

Minum sumber asam folat beberapa bulan sebelum waktunya hamil bermanfaat untuk mencegah terjadinya kecacatan pada janin. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli atau dokter kandungan terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan tubuh lebih tepat sebelum hamil.

Jika konsumsi tiga bulan sebelum kehamilan rasanya kurang memungkinkan, Anda dapat meminum asam folat satu bulan sebelum kehamilan. Lama waktu konsumsi asam folat untuk menjaga kesehatan janin ini harus dilakukan selama mengandung berlangsung.

Utamanya pada trimester pertama atau pada usia kandungan 1 hingga 3 bulan, namun Anda dapat terus menelan asam folat sampai bayi dilahirkan. Konsumsinya harus sesuai dengan takaran dokter, jadi konsultasi tetap perlu selama ibu hamil.

 

Sumber Alami Asam Folat

Vitamin asam folat yang diberikan dokter kepada ibu hamil sebenarnya berfungsi untuk mendukung asupan makanan sehat pada tubuh. Yang utamanya tetap bersumber dari makanan, ibu hamil wajib memperhatikan pola makan sehat selama masa kandungan.

Vitamin ini bisa bersumber dari berbagai bahan makanan alami, seperti sayuran hijau, alpukat, buah bit, buah jeruk, juga asparagus. Kadar mengonsumsi asam folat untuk setiap usia kehamilan berbeda, misalnya untuk trimester pertama dianjurkan sebanyak 400 mikrogram.

Vitaminnya juga bisa bersumber dari berbagai makanan berat atau yang dikenal sebagai sumber karbohidrat. Bisa berasal dari nasi, pasta, roti, sereal, juga gandum. Anda dapat mengombinasikan sumber karbohidrat dan serat secara bergantian setiap harinya.

Biasanya saat di fase hamil bulan-bulan pertama tubuh rentan merasakan mual sehingga makanan agak sulit masuk ke dalam tubuh. Di sini fungsi asam folat sebagai vitamin adalah untuk memenuhi kekurangan asupan nutrisi ke dalam tubuh sebab faktor mual tadi.

Selama ibu mengandung dan satu atau tiga bulan sebelum kehamilan, konsumsi asam folat bisa dilakukan setiap hari. Ibu hamil bisa menebus asam folat dengan merk sejenis pada apotek, klinik, dan berbagai tempat lainnya atau mendapatkan resep langsung dari dokter.

 

Vitamin untuk Mencegah Kecacatan

Mempersiapkan kesehatan bayi sejak masa kandungan bahkan sebelum bayi berada di dalam rahim bisa membantu tumbuh kembangnya ketika lahir. Asam folat yang dikonsumsi setiap hari setidaknya bisa menghindarkan bayi dari kemungkinan kondisi berikut:

  • Anensefali

Anensefali adalah kondisi bayi terlahir dengan tanpa tengkorak di bagian tubuh tertentu, umumnya terjadi pada bagian kepala. Penyebabnya karena bagian tuba neural tidak tertutup secara sempurna dan itu disebabkan oleh ibu tidak minum vitamin ini saat hamil.

Tiadanya tengkorak pada kepala bayi menyebabkan bayi tidak memiliki otak bagian depan sehingga tumbuh kembangnya akan terhambat. Hambatan yang terjadi pada tumbuh kembang bayi ini ditandai dengan kesulitan untuk melakukan koordinasi dan berpikir seperti umumnya.

Sekarang sudah lebih mudah untuk melakukan konsultasi dan menyerap banyak informasi secara daring bagi ibu hamil. Sudah ada internet dan layanan konsultasi kesehatan daring yang bisa diakses kapan serta dimana saja sehingga edukasi menjadi modal selama kehamilan.

  • Spina Bifida

Spina bifida adalah kelainan pada tulang belakang anak yang juga terkoneksi dengan bagian otak sebagai pusat perintah seluruh tubuh. Tulang belakang bayi tentunya terbentuk selama bayi di dalam kandungan sehingga untuk memastikan kesehatannya perlu dukungan dari ibu.

Jika ibu konsumsi asam folat secara rutin sesuai takaran dan anjuran dokter maka pembentukan tulang belakang ini akan membuat kinerja otak sempurna. Jika ibu abai dan tidak meminum resep dokter dengan rutin maka ancaman kelainan pada tulang bisa terjadi.

Setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda dan itu menyebabkan takaran minum vitaminnya juga tidak sama. Semakin sering melakukan konsultasi dengan ahli maka semakin tepat berbagai langkah yang diambil oleh para ibu hamil.

Asam folat adalah salah satu sumber vitamin yang membantu penyerapan nutrisi dari makanan pada tubuh ibu. Selebihnya, ibu hamil harus selalu rileks dan tidak boleh terlalu lelah untuk memastikan janin serta ibu sendiri selalu dalam kondisi prima.

 

Konsumsinya Harus Rutin

Ketika janin mulai tumbuh di rahim ibu, sistem yang pertama terbentuk adalah tulang belakang kemudian berlanjut ke otak sebagai pusat perintah. Fungsi asam folat di sini untuk mendukung pembentukan tulang belakang dan otak menjadi sempurna dan berfungsi baik.

Mengonsumsi vitamin ini juga turut memberikan dukungan penting terhadap terbentuknya organ jantung dan sistem peredaran darah pada bayi. Vitamin yang satu ini berperan penting untuk memastikan nutrisi ibu terpenuhi dan memastikan tidak ada kekurangan pada organ bayi.

Salah satu alasan kenapa asam folat mesti dikonsumsi di awal waktu mengandung, bahkan sebelum kehamilan karena mayoritas perkembangan organ bayi terjadi di awal kehamilan. Jika pada trimester pertama tidak didukung dengan baik maka ke depannya akan bermasalah.

Kami menganjurkan agar ibu hamil memperhatikan kesehatan diri dan menghindari stress selama waktu mengandung. Jangan lupa selalu mengonsumsi multivitamin yang dianjurkan dokter dan rajin melakukan kontrol untuk memantau kondisi bayi pada rahim.

Vitamin satu ini perlu dikonsumsi setiap hari oleh ibu hamil karena sifatnya tidak larut air atau akan segera keluar setelah dikonsumsi dalam bentuk urin. Ibu bisa memastikan hal tersebut kepada dokter kandungan terpercaya dan menanyakan dosis yang harus dikonsumsi.

 

Konsultasi Kehamilan di Klinik KMNC

Pastikan perjalanan kehamilan Anda berjalan baik dengan memanfaatkan teknologi modern dan tim dokter berpengalaman dari KMNC. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk informasi harga layanan dan pendaftaran.

 

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/alasan-asam-folat-penting-dikonsumsi-di-awal-kehamilan?srsltid=AfmBOoq1mYvQ4Bei4-1GVU_Gub9rSr2MfvkENTaRBsUWeD5ACVgeLxK4

https://www.halodoc.com/artikel/ini-dosis-asam-folat-tepat-untuk-ibu-hamil-dan-menyusui?srsltid=AfmBOooHpQXut75Dx0e9WuXgRKtpn5e0-tj7DcyKaiIoP4ji1xiX0UEv 

https://www.instagram.com/reel/C_8MBqSt89r/ 

Cara Mencegah Thalasemia

Menjaga Kesehatan Genetik, Cara Mencegah Thalasemia pada Keluarga

Cara mencegah thalasemia bukan hanya perlu diketahui oleh orang-orang yang sudah menikah, tapi juga orang-orang yang belum menikah. Pasalnya, penyakit keturunan ini wajib dicegah sejak sedini mungkin. Dalam arti lainnya, Anda perlu mencegahnya sejak sebelum menikah dan merencanakan kehamilan.

Sebelumnya, kami akan membahas secara singkat terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan thalasemia. Thalasemia merupakan sebuah penyakit keturunan yang disebabkan oleh terjadinya kelainan pada sel darah merah dan dapat dicegah dengan beberapa langkah khusus. Lebih lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini!

 

Cara Mencegah Thalasemia agar Kesehatan Anak Lebih Terjaga

Pengertian sebenarnya dari thalasemia adalah kelainan darah genetik yang terjadi akibat gangguan hemoglobin. Seperti yang kita tahu, hemoglobin itu sendiri merupakan sebuah molekul protein yang terdapat dalam sel darah merah dan berguna untuk membawa oksigen.

Ketika terjadi gangguan hemoglobin dalam tubuh kita, hal ini dapat membuat sel darah merah menjadi rusak secara berlebihan. Tentu Anda tidak ingin anak Anda mengalami kondisi seperti ini, bukan? Untuk itu, mari kita sama-sama mencegahnya dengan mengikuti beberapa cara mencegah thalasemia di bawah ini:

  • Skrining Thalasemia

Sebelum menikah, calon pengantin dianjurkan untuk melakukan skrining thalasemia terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah anak Anda menderita penyakit turunan ini. Sebagai orang tua, tentu Anda harus selalu menjaga kesehatan putra-putri Anda dengan sebaik mungkin.

Karena itu, sebelum menikah maupun merencanakan kehamilan, Anda dapat mencoba melakukan skrining thalasemia di rumah sakit maupun klinik terdekat. Sementara untuk skrining thalasemia pada anak-anak sendiri sudah cukup sering dilakukan oleh pemerintah setempat. Biasanya, mereka menyelenggarakan program ini untuk anak sekolah kelas 1, 7, dan 10.

  • Menghindari Perkawinan antar Sesama Penderita Thalasemia

Penyebab utama dari penyakit ini memang genetik. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus memikirkan kesehatan anak kita di masa depan dengan mengenali riwayat penyakit masing-masing. Untuk mencegah penyakit ini menurun ke anak-anak kita, Anda wajib menghindari perkawinan antar sesama penderita thalasemia.

Hal ini terjadi karena salah satu perwakilan dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) pernah mengatakan bahwa apabila ada sepasang suami-istri pembawa sifat thalasemia yang melakukan perkawinan, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit yang sama mencapai 25%. Jadi, ingat dengan baik cara pencegahan yang satu ini.

  • Menyebarluaskan Informasi tentang Thalasemia

Tidak menutup kemungkinan ada banyak orang yang belum terlalu paham mengenai penyakit turunan satu ini. Ya, istilah thalasemia itu sendiri memang cukup asing, sehingga tidak heran jika banyak orang tidak tahu jenis penyakit ini. Dengan menyebarluaskan informasi mengenai penyakit ini, maka semakin banyak orang yang sadar dengan bahayanya thalasemia pada anak.

Manfaatkan keberadaan teknologi yang canggih ini dengan menyebarkan informasi tentang pencegahan penyakit ini lewat media sosial. Selain itu, Anda juga bisa memberi penjelasan kepada orang-orang terdekat mengenai penyakit turunan ini. Dengan begitu, orang-orang akan semakin tergerak pikirannya untuk melakukan skrining thalasemia sejak dini.

  • Deteksi Dini Kasus Thalasemia Mayor dan Intermedia

Sebenarnya, cara ini masih berkaitan dengan cara yang pertama. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda ataupun anak Anda menderita penyakit turunan ini, maka sekarang Anda perlu mengenal apakah penyakit tersebut bersifat mayor atau intermedia. Pasalnya, keduanya memiliki gejala yang berbeda.

Pasien thalasemia mayor akan menunjukkan gejala fisik yang lebih terlihat, seperti pertumbuhan anak yang terhambat, berat badan anak turun drastis dengan perut yang membuncit, frontal bossing, dan lain sebagainya. Deteksi dini bisa dilakukan lewat kegiatan pemeriksaan klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setempat.

  • Mengecek Nilai Hemoglobin dalam Tubuh

Pengecekan nilai hemoglobin dalam tubuh kita tidak hanya perlu dilakukan saat sebelum menikah. Namun, pengecekan atau pemeriksaan ini juga perlu dilakukan saat sepasang suami-istri hendak merencanakan kehamilan. Sebab, nilai hemoglobin dalam tubuh manusia dapat menunjukkan apakah seseorang menderita penyakit thalasemia atau tidak.

Nantinya, Anda akan dibantu oleh dokter dan tenaga medis lainnya untuk melihat profil sel darah merah dan nilai hemoglobin dalam tubuh Anda. Kemudian, dokter juga akan menjelaskan tentang diagnosisnya dengan serinci mungkin. Jadi, Anda bisa mencegah anak menderita penyakit ini juga.

  • Konsultasi Genetik

Cara terakhir yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini turun ke anak Anda adalah dengan melakukan konsultasi genetik. Mungkin Anda masih cukup asing dengan istilah ini. Konsultasi genetik adalah proses di mana seseorang belajar memahami tentang efek medis dan kontribusi genetik pada suatu penyakit tertentu.

Karena thalasemia sendiri termasuk penyakit turunan, jadi Anda pun akan dijelaskan tentang hal ini. Kemudian, tenaga medis akan membantu Anda untuk melakukan pemeriksaan gen untuk mengidentifikasi apakah ada penyakit yang mungkin bisa menurun ke anak Anda. Jika kondisi ini berhasil teridentifikasi sejak awal, maka kesehatan anak Anda akan lebih terjaga.

 

Penyebab Thalasemia

Sebenarnya, ada satu cara lagi yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit darah turunan ini. Cara tersebut adalah dengan mengenali penyebabnya. Penyebab dari penyakit ini memang faktor genetik, tapi kita perlu lebih memahami lagi tentang kondisi sel darah yang dapat menyebabkan penyakit ini.

Sebelum melanjutkan ke pembahasan yang lebih lengkap, perlu diketahui bahwa penyebab utamanya adalah terjadi mutasi pada DNA sel yang membuat hemoglobin. Sedangkan hemoglobin itu sendiri terbuat dari rantai beta dan alfa. Jadi, jika dijelaskan secara lebih rinci, maka penyebab thalasemia akan dibedakan menurut jenisnya masing-masing, yaitu:

  • Beta-thalasemia

Biasanya, penderita penyakit ini mendapatkan satu dari masing-masing orang tuanya. Ada beberapa kondisi yang dapat diturunkan ke anak, seperti:

  • Saat menurunkan satu gen yang bermutasi, maka penderita penyakit ini akan mengalami gejala ringan.
  • Saat ada dua gen yang bermutasi, maka penderita penyakit ini akan mengalami gejala sedang hingga parah.
  • Apabila ada seorang bayi dengan dua gen beta hemoglobin, mereka akan terlihat baik-baik saja saat lahir. Namun, gejala akan mulai terlihat ketika mereka menginjak usia 2 tahun.
  • Alfa-thalasemia

Terbentuknya rantai ini terjadi ketika ada empat gen yang ikut terlibat di dalamnya. Kemudian, beberapa kondisi yang dapat diwariskan ke keturunan kita adalah:

  • Saat menurunkan satu gen yang bermutasi, maka penderita penyakit ini tidak akan menunjukkan tanda apa pun.
  • Saat ada dua gen yang bermutasi, maka gejala ringan akan dirasakan oleh penderita penyakit ini.
  • Saat ada tiga gen yang bermutasi, maka penderita penyakit ini akan mengalami gejala yang parah.
  • Apabila Anda mewariskan empat gen yang bermutasi, maka ini dapat meningkatkan risiko terjadinya lahir mati.

 

Tidak ada anak yang ingin terlahir dengan thalasemia. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua maupun calon orang tua wajib mempersiapkannya dengan sematang mungkin sejak sebelum menikah ataupun merencanakan kehamilan.

Cara mencegah thalasemia bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan lengkap pra nikah dan pra kehamilan di Klinik KMNC. Hubungi Bumin (+62 811-1028-232) untuk menanyakan informasi lebih lanjut mengenai harga dan proses pendaftarannya.

 

Referensi:

https://www.halodoc.com/kesehatan/thalassemia#h-pencegahan-thalassemia

https://dinkes.depok.go.id/User/DetailArtikel/thalassemia-sedikit-mengenal-untuk-upaya-pencegahan

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230508/0042920/cegah-thalassemia-hindari-pernikahan-sesama-pembawa-sifat/

 

Tummy Time untuk Bayi Baru Lahir? Sudah Boleh Belum Dok?

Tummy Time adalah kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk si kecil lakukan. Harus ibu ketahui sangat penting bagi si kecil melakukan tummy time setiap hari, karena dapat membantu si kecil untuk melatih kekuatan di bagian kepala, leher, bahu dan lengan mereka. Si kecil bisa mulai dilatih melakukan tummy time sejak saat ibu membawanya pulang ke rumah. Latihan dasar yang dapat dilakukan adalah dengan meletakkan si kecil di atas dada ibu atau ayah. Lakukan selama beberapa menit setiap harinya sampai si kecil bisa tengkurap dalam jangka waktu yang lebih lama. Ibu dan ayah harus melakukan tummy time dengan pengawasan penuh terhadap si kecil, pastikan si kecil dalam keadaan sadar dan terbangun saat tummy time untuk menghindari resiko sindrom kematian bayi mendadak. Simak penjelasan lebih lanjut mengenai waktu dan cara melakukan tummy time yang tepat.

 

Apa Itu Tummy Time?

Tummy Time adalah latihan pertama dan sangat penting untuk si kecil lakukan. Tummy time untuk bayi dilakukan dengan cara menstimulasi bayi untuk tengkurap. Si kecil dapat dilatih dengan tummy time sejak newborn, dan ibu terus melanjutkan kegiatan si kecil sepanjang satu tahun pertama. Kegiatan ini berperan penting dalam perkembangan kemampuan untuk berguling, merangkak, duduk, dan berjalan si kecil.

Si kecil mungkin akan memberikan respon yang berbeda-beda saat melakukan tummy time. Saat ditengkurapkan si kecil akan berusaha untuk menopang lehernya  dan merespon marah, sedikit rewel dan bisa saja si kecil langsung merasa senang. Perlu ibu ketahui jika si kecil sudah menangis, itu adalah tanda si kecil harus beristirahat. 

 

Berapa Lama Durasi Tummy Time Si Kecil?

Pada bayi yang baru lahir tummy time dianjurkan untuk dilakukan selama 1 sampai 2 menit saja. Metode yang dilakukan adalah meletakkan bayi di dada ibu ataupun ayah. Setelah tali pusat si kecil puput, tummy time dapat dilakukan dengan matras atau media yang aman bagi si kecil. Seiring pertumbuhan si kecil, ibu dan ayah bisa menambahkan durasi tummy time si kecil. 

Ketika menginjak usia 5-6 bulan si kecil sudah mulai bisa berguling ke depan atau ke belakang saat melakukan tummy time. Pada saat itu juga si kecil mungkin mulai untuk mencoba mendorong diri nya untuk berusaha bangun agar bisa mencapai posisi duduk. Ibu dan ayah masih bisa untuk terus melakukan tummy time ketika si kecil sudah berhasil mencapai tahap tersebut. Manfaat tummy time akan terus membantu perkembangan otot si kecil yang akan dibutuhkan untuk posisi duduk dengan durasi yang cukup lama, merangkak, dan juga berjalan nantinya.

 

Bagaimana Cara Melakukan Tummy Time untuk Bayi?

1. Memastikan Si Kecil dalam Keadaan

Ayah dan ibu harus memastikan si kecil bangun saat ingin melakukan tummy time. Tummy time bisa dilakukan setelah si kecil mandi atau bangun dari tidur siangnya. Cara yang sederhana untuk melakukan tummy time yaitu dengan menyiapkan dan membentangkan selimut atau karpet di area lantai yang bersih dan datar. Setelah itu ayah dan ibu hanya perlu untuk meletakkan si kecil pada posisi tengkurap.

2. Lakukan Selama 3-5 Menit dan Meningkat Secara Bertahap

Ayah dan ibu bisa melakukan hal tersebut selama 3-5 menit, dan lakukan penambahan waktu seiring si kecil semakin kuat. Namun, pada bayi yang baru lahir ayah dan ibu bisa meletakkan si kecil dalam dekapan dada atau bisa juga menggunakan bantuan bantal bayi. Letakkan bantal di atas selimut, lalu letakkan perut si kecil di atas bantal, dengan lengan dan bahu disandarkan di atasnya. Lakukan tummy time selama 1-2 menit saja pada bayi yang baru lahir.

3. Harus Selalu Diawasi

Ayah dan ibu harus selalu mengawasi dan memperhatikan si kecil saat melakukan tummy time. Saat si kecil mulai berubah posisi atau tergelincir dari bantalnya, ayah dan ibu harus segera membenarkan posisi si kecil kembali seperti semula. Mainan yang sesuai dengan umur si kecil juga bisa diletakkan saat tummy time untuk melatih kemampuan sensorikya.

4. Menggunakan Cermin atau Mainan

Ketika si kecil sudah memiliki penglihatan yang cukup jelas, ayah dan ibu juga bisa meletakkan cermin atau mainan didepan si kecil untuk meningkatkan perkembangan visual si kecil. Ayah dan ibu bisa melakukan tummy time di dalam ruangan dan juga luar ruangan secara bergantian agar si kecil tetap senang saat tummy time.

 

Manfaat Tummy Time

Seperti penjelasan sebelumnya, tummy time sangat penting untuk perkembangan si kecil. Berikut penjelasan mengenai manfaat tummy time yang harus ibu dan ayah ketahui.

1. Membantu Memperkuat Otot Leher dan Bahu

Saat si kecil dalam keadaan tengkurap, maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menopang lehernya. Hal inilah yang membuat otot-otot pada area leher, bahu, dan lengan akan terlatih menjadi kuat.

2. Meningkatkan Motorik Kasar

Tummy time akan melatih otot si kecil menjadi kuat, pada saat itu juga si kecil akan terstimulasi untuk mendorong dan menendang dengan kuat, sehingga sangat bagus untuk motorik kasarnya dan akan membuat si kecil lebih cepat dan siap untuk merangkak dan berjalan nantinya.

3. Mencegah Sindrom Kepala Datar

Pada masa newborn si kecil akan memiliki kepala yang cukup lunak dan lembut. Jika ibu membiarkan terlalu lama si kecil terbaring sepanjang hari bisa menyebabkan sindrom kepala datar pada si kecil. Melakukan hal tersebut akan membantu untuk mencegah hal tersebut dan membuat bentuk kepala si kecil tetap bulat sempurna.

4. Meningkatkan Kemampuan Sensorik 

Saat melakukan tummy time si kecil akan merasakan tekstur-tekstur dari benda didekatnya seperti selimut, karpet, dan mainan yang bisa ayah dan ibu berikan. Hal ini akan mengasah kemampuan sensorik si kecil.

 

Tummy time sangat bermanfaat untuk perkembangan otot kepala, leher, bahu, dan lengan si kecil. Kegiatan ini juga penting dan sangat disayangkan apabila ayah dan ibu lewati, karena pada saat itu ayah dan ibu bisa memperkuat ikatan dengan si kecil. Ayah dan ibu bisa membacakan buku, bernyanyi, dan bermain dengan si kecil. Pastikan bahwa ayah dan ibu selalu mengawasi si kecil saat tummy time, dan jangakan meninggalkan si kecil sendirian. Akan berbahaya jika si kecil sampai tertidur dalam keadaan tengkurap. 

 

Jika ayah dan ibu memiliki kekhawatiran dalam melakukan tummy time atau memiliki keluhan mengenai tumbuh kembang si kecil, segera konsultasikan pada dokter anak di Kosambi Maternal and Children Center. Kami akan senantiasa membantu ayah dan ibu mengenai tumbuh kembang si kecil. Kunjungi website kami di kmnc.co.id. Hubungi bumin untuk informasi lebih lanjut.

 

Referensi

Pathways. (2023). Tummy time. Diakses Pada Oktober 16, 2024, dari https://pathways.org/topics-of-development/tummy-time/

Rao, P. (2023, January 19). Tummy time: What parents need to know. Healthline. Diakses pada October 16, 2024, from https://www.healthline.com/health/parenting/tummy-time#tummy-time-by-age

National Institute of Child Health and Human Development. (2020). Tummy time. Safe to Sleep. Diakses pada October 16, 2024, from https://safetosleep.nichd.nih.gov/reduce-risk/tummy-time

Tanda-tanda Tongue Tie: Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Si Kecil Kesulitan saat Menyusu atau Mengalami Gangguan Bicara? Mungkin Tanda Tongue Tie!

Memastikan tumbuh kembang si kecil baik, bisa dimulai dengan memastikan kegiatan menyusui yang berhasil. Ibu harus mengetahui keberhasilan menyusui bayi berhubungan erat dengan metode menyusui yang benar. Jika si kecil menunjukan tanda adanya masalah saat menyusui seperti mudah tersedak, durasi menyusui yang cukup lama dan puting juga mudah terlepas, ibu harus mewaspadai keadaan tersebut. Mungkin itu adalah tanda tongue tie pada si kecil.

Tongue tie bisa saja akan membuat si kecil kesulitan untuk menjulurkan lidah. Kemampuan berbicara si kecil pun mungkin akan terganggu. Akan membuat rasa yang tidak nyaman juga pada saat kegiatan makan si kecil. Akan tetapi, biasanya tidak akan muncul masalah pada beberapa kasus ringan tongue tie. Tindakan operasi kecil mungkin akan dilakukan jika indikasi pada tongue tie sudah termasuk ke dalam kasus yang parah.

 

Apa Itu Tongue Tie?

Tongue tie atau ankyloglossia yang biasanya disebut juga dengan lip tie adalah keadaan yang biasanya dialami si kecil sejak berada di dalam kandungan. Tongue tie bisa terbentuk karena adanya mutasi gen yang diwariskan dan bersifat dominan. Frenulum akan berbentuk lebih ketat dan tebal pada si kecil yang mengalami tongue tie, atau dapat dikatakan frenulum si kecil lebih pendek dari anak-anak pada umumnya. Frenulum adalah jaringan kecil yang berada di bawah lidah yang terhubung dengan dasar mulut. Kondisi ini memungkinkan si kecil saat menggerakan atau menjulurkan lidah lho  bunda. 

Jika si kecil mengalami tongue tie dengan kasus yang ringan maka gejala yang muncul hanya terlihat seperti lipatan kecil jaringan yang menahan ujung lidah. Namun pada kasus yang cukup parah gejala yang muncul adalah seluruh bagian lidah akan terhubung dengan dasar mulut. Hal ini yang dapat menyebabkan si kecil memiliki hambatan saat berbicara atau saat makan, bahkan kesulitan saat menyusu sehingga dapat mengakibatkan kurangnya asupan ASI si kecil.

Tongue tie tidak akan mengganggu perkembangan bicara anak, namun memungkinkan si kecil kesulitan dalam pelafalan pada huruf-hurf tertentu yang membutuhkan gerakan lidah, seperti huruf “L” dan “R”. Setidaknya sekitar 10% bayi baru lahir mengalami tongue tie.

 

Tanda-tanda Tongue Tie

Frenulum atau jaringan dibawah lidah si kecil yang terhubung langsung dengan dasar mulut akan terlihat lebih pendek dan tebal jika si kecil mengalami tongue tie. Ibu juga bisa lho, melihat ciri fisik lainnya dari tongue tie, yaitu lidah si kecil akan terlihat seperti bentuk hati atau love saat diangkat kearah atas atau dijulurkan ke arah luar. Tidak hanya itu saja lho, tongue tie juga memiliki gejala lain seperti berikut.

  • Sering lepas ketika menyusu.
  • Lidah bayi tidak menempel.
  • Durasi menyusu lebih lama.
  • Menangis mudah tersedak ketika menyusu.
  • Susah menelan dan menggerakkan lidah ke arah samping.
  • Berat badan turun atau sulit untuk menaikkan berat badan.
  • Si kecil kesulitan dalam melafalkan huruf seperti “t,” “th,” “d,” “r,” “l,” dan “s.”
  • Kesulitan ketika menjilat es krim atau permen.
  • Kesulitan untuk memainkan alat musik tiup.

 

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Ibu harus tahu tanda-tanda tongue tie dan konsultasikan sedini mungkin apabila si kecil menunjukkan tanda-tanda di bawan ini.

  • Muncul gejala atau tanda-tanda dari tongue tie yang sudah dijelaskan sebelumnya.
  • Dokter konselor laktasi atau dokter anak memberikan keterangan bahwa si kecil mengalami kesulitan saat menyusui atau berbicara yang mungkin disebabkan oleh tongue tie.
  • Si kecil sering mengeluh tidak nyaman atau rasa sakit pada saat makan.
  • Si kecil mengalami masalah pada mulut atau gigi yang disebabkan oleh kebersihan area mulut yang buruk. Pada umumnya yang terjadi adalah karies pada gigi.

 

Tindakan untuk Tongue Tie

Tidak semua kasus tongue tie memerlukan pengobatan. Beberapa profesional kesehatan merekomendasikan untuk melakukan perawatan dengan segera. Namun ada juga yang memilih pendekatan “tunggu dan lihat.” Spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) biasanya bekerja sama dengan konsultan laktasi dan terapis wicara untuk menentukan opsi perawatan yang paling sesuai untuk setiap pasien. Jika dalam kasus tongue tie memerlukan tindakan, maka prosedur yang dapat dilakukan yaitu: 

1. Frenotomy

Frenotomy atau frenectomy adalah proses tindakan frenotomi meliputi operasi kecil yaitu pemotongan frenulum dengan menggunakan laser atau gunting steril. Prosedur ini memiliki risiko yang rendah, meminimalisir rasa sakit dan pendarahan, dan juga waktu penyembuhan yang relatif cepat. Namun dalam melakukan prosedur harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi cedera pada kelenjar, saluran, dan saraf yang berada di bawah lidah. Setelah tindakan ini bayi dapat segera menyusu kembali.

2. Frenuloplasty

Frenulopalsty biasanya dilakukan apabila prosedur tongue tie sebelemnya tidak berhasil. Prosedur frenulopalsty dilakukan dengan bius lokal. Dokter bedah akan menggunakan alat khusus untuk memotong frenulum ungual dari lidah kemudian menjahit luka dengan pola tertentu.

 

Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk menghisap saat menyusu, berbicara, dan pertumbuhannya apabila si kecil tidak mendapatkan ASI yang cukup akibat kesulitan pada kegiatan menyusui. Meskipun tidak seluruh kasus tongue tie memerlukan tindakan, penting untuk mengetahui tanda tongue tie yang mungkin muncul pada si kecil. Dengan diagnosis yang tepat dan tindakan yang sesuai tongue tie dapat diatasi dengan berbagai metode, seperti terapi ataupun bedah.

Saat ini Ibu tidak perlu khawatir, apabila Ibu dan Ayah melihat adanya tanda-tanda yang tidak normal pada tumbuh kembang si kecil. Ibu dan ayah dapat konsultasikan langsung pada dokter anak di Kosambi Maternal and Children Center (KMNC). Kami akan selalu bersedia membantu masalah si kecil dengan solusi terbaik dan memastikan si kecil tumbuh dan berkembang dengan baik. Ibu dan ayah dapat mengunjungi website resmi KMNC atau hubungi bumin via whatsapp (+62 811-1028-232) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

 

Referensi 

Healthgrades. (September 22, 2022.). Frenectomy: What you need to know. diakses pada October 4, 2024, dari https://www.healthgrades.com/right-care/oral-health/frenectomy

Healthline. (July 31, 2020). Tongue tie in babies: Causes, symptoms, and treatment. Diakses pada Oktober 4, 2024, dari https://www.healthline.com/health/baby/tongue-tie

Mayo Clinic. (Aug. 02, 2024). Tongue tie: Symptoms and causes. Diakses pada Oktober 4, 2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie/symptoms-causes/syc-20378452

NHS. (20 March, 2024). Tongue tie. Diakses Oktober 4, 2024, dari https://www.nhs.uk/conditions/tongue-tie/

Verywell Health. (December 05, 2023). What is a frenulotomy? Diakses pada Oktober 4, 2024, dari https://www.verywellhealth.com/what-is-a-frenulotomy-1192054

Wang, Y., & Liu, X. (2020). Treatment of ankyloglossia with frenotomy, frenectomy, and frenuloplasty: A review. Journal of Clinical Medicine, 9(10), 3150. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7859174/

WebMD. (n.d.). Tongue tie in babies: What parents need to know. Diakses pada Oktober 4, 2024, dari https://www.webmd.com/children/tongue-tie-babies#1

1 2 3 4 5
Privacy Settings
We use cookies to enhance your experience while using our website. If you are using our Services via a browser you can restrict, block or remove cookies through your web browser settings. We also use content and scripts from third parties that may use tracking technologies. You can selectively provide your consent below to allow such third party embeds. For complete information about the cookies we use, data we collect and how we process them, please check our Privacy Policy
Youtube
Consent to display content from - Youtube
Vimeo
Consent to display content from - Vimeo
Google Maps
Consent to display content from - Google
Spotify
Consent to display content from - Spotify
Sound Cloud
Consent to display content from - Sound